Penulis/Author |
Yohana Ika Harnita Sari, S.Pd., M.Hum. (1) ; Dr. Endang Soelistiyowati, S.Pd., M.Pd. (2); Wahyu Handayani Setyaningsih, S.S., M.A. (3); Nabilla Kusuma Vardhani, S.I.P., M.A. (4); Tri Nuraniwati, S.S., M.A. (5); Wury Dwiwardani, S.S., M.A. (6); Agnes Siwi Purwaning Tyas, S.Pd., M.Hum. (7); Ummul Hasanah, S.S., M.A. (8) |
Abstrak/Abstract |
Banyak daerah di Indonesia terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) belum memiliki kondisi yang ideal untuk pembelajaran bahasa asing. Hal tersebut mungkin dikarenakan input siswa yang kurang baik, sarana prasarana yang kurang memadai, ataupun pengajar yang kurang kompeten. Isu mengenai kompetensi pengajar dapat menjadi hal yang krusial dalam penentuan keberhasilan pembelajaran bahasa karena hal tersebut dapat berakibat pada pemilihan materi ajar yang tidak sesuai, penggunaan metode pembelajaran yang kurang melibatkan siswa untuk terlibat aktif, pemilihan metode penilaian yang tidak sesuai dengan outcome yang diharapkan, manajemen kelas yang tidak maksimal, dan tidak tercapainya outcome pembelajaran yang telah dirancang.
Oleh karenanya, workshop atau pelatihan-pelatihan untuk upgrading kemampuan mengajar guru bahasa asing (Bahasa Inggris dan bahasa lainnya) menjadi jalan keluar yang tepat untuk meminimalisir dampak negatif dari kurangnya penguasaan kompetensi guru secara pedagogis. Pelatihan-pelatihan semacam ini dapat dilaksanakan di tingkat sekolah, MGMP, ataupun diorganisir oleh dinas pendidikan setempat. Harapannya dengan meningkatnya kemampuan pedagogis para pengajar, kualitas pendidikan Bahasa Inggris (dan bahasa asing lainnya) dapat meningkat. |