Penulis/Author |
Prof. dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, M.Kes., Ph.D (1) ; Anis Fuad, S.Ked., DEA. (2); Guntur Budi Herwanto, S.Kom., M.Cs. (3); Rizqiani Amalia Kusumasari, S.Si., M.Sc. (4); Dr. dr. Mahardika Agus Wijayanti DTM&H., M.Kes. (5); Prof. dr. Supargiyono, DTM&H, SU, PhD, SpParK. (6) |
Abstrak/Abstract |
Diagnosis malaria yang akurat merupakan salah satu strategi yang memegang kunci
dalam strategi eliminasi. Program nasional menetapkan bahwa diagnosis mikroskopis adalah
gold standard diagnosis untuk malaria. Hilang timbulnya kasus malaria di daerah pre-eliminasi
malaria menyebabkan tenaga laboratorium/mikroskopis kurang terpapar pengalaman
mengidentifikasi malaria. Namun demikian, sistem uji silang (cross-check) sebagai bagian
kendali mutu ini masih mempunyai kendala, antara lain jarak, waktu, serta biaya transportasi
untuk pengiriman slide ke Dinas Kesehatan Propinsi sebagai laboratorium rujukan. Kurang
optimalnya sistem uji silang nasional sebagai usaha penjaminan mutu menyebabkan
keterampilan identifikasi yang tidak berkembang dan turunnya motivasi. Tim IbM Fakultas
Kedokteran UGM telah berhasil mengembangkan suatu sistem uji silang mikroskopis malaria
berbasis digital. Metode ini mampu menjembatani hambatan jarak, waktu, dan biaya
transportasi pengiriman slide yang akan diuji silang. Mitra yaitu tenaga mikroskopis Puskesmas
di Kulon Progo, difasilitasi dengan perangkat digital yang akan dipasang di mikroskop untuk
mengambil gambar sediaan mikroskopis dan dilatih menggunakan sistem uji silang secara
digital. Keberhasilan implementasi uji silang secara digital ini diharapkan mampu meningkatkan
keakuratan diagnosis mitra dan membantu pemerintah dalam program eliminasi malaria
terutama di Kulon Progo. Sistem ini meningkatkan kualitas penegakkan diagnosis dan
berpengaruh pada pemantapan mutu eksternal (PME). |