Abstrak/Abstract |
Kebanyakan obat-obatan kemoterapi seperti cisplatin, mitomycin C, camptothecin, dan etoposide bekerja dengan menginduksi kerusakan DNA sel kanker. Penggunaan obat-obatan jenis ini mempunyai kelemahan, salah satunya adalah tingkat toksisitasnya terhadap sel normal pasien. Di dalam responnya terhadap agen penginduksi kerusakan DNA, penghentian siklus sel pada fase G1 tergantung pada protein tumor supresor p53, sehingga sel yang membawa gen p53 wild type (sel normal) mempunyai kemampuan untuk berhenti di fase G1, S dan G2, sedangkan sel tumor yang mengalami cacat/defect pada gen p53 (>50% tumor mengalami cacat pada gen p53) hanya mampu berhenti pada fase S dan G2. Obat-obatan yang mampu merusak mekanisme pertahanan sel pada fase S dan G2 akan memicu sel memasuki fase mitosis dengan masih membawa DNA yang rusak yang berakhir dengan apoptosis, suatu mekanisme yang disebut “mitotic cathastrope”. Mekanisme pengrusakan pertahanan diri ini merupakan suatu strategi yang dapat digunakan untuk secara selektif membunuh sel tumor yang mengalami cacat pada gen p53, dan pada saat yang sama melindungi sel normal yang mempunyai gen p53 wild type.
Tanaman Artemisia annua L. telah diketahui mengandung senyawa antikanker, baik yang diisolasi dari bagian tanaman (seperti artemisinin dan turunannya) ataupun yang diisolasi dari kultur akar rambutnya (seperti drimartol A). Selain senyawa artemisinin, penelitian di laboratorium mikrobiologi Farmasi UGM juga menemukan senyawa lain dalam fraksi etil asetat dari kultur media endofit tanaman tersebut yang berfungsi sebagai antibiotik yang belum diuji aktivitasnya terhadap sel kanker. Banyak senyawa antibiotik yang diisolasi dari kultur mikroba mempunyai aktivitas sebagai antikanker.
Metode: Pada penelitian ini, fraksi etil asetat dari kultur media beberapa endofit tanaman Artemisia annua L, akan diuji kemampuannya untuk secara selektif membunuh sel kanker. Uji selektifitas dilakukan berdasarkan teori “synthetic lethal strategy” yang mentargetkan sel kanker yang mengalami mutasi pada gen p53. Pengujian dilanjutkan dengan “bioassay-guided fractionation and isolation” untuk mendapatkan senyawa aktif.
Tujuan Jangka Panjang: Dari penelitian ini diharapkan diperoleh senyawa antikanker yang bekerja secara selektif dengan minimum efek terhadap sel normal yang dapat diproduksi dan kembangkan lebih lanjut dengan bioteknologi.
Tujuan Khusus: Diperolehnya kandidat fungi endofit serta fraksi kultur mikroba yang mempunyai tingkat toksisitas dan selektifitas paling tinggi. |