Abstrak/Abstract |
Kehadiran panakawan di dalam pertunjukan wayang kulit diwarnai dengan dinamikanya tersendiri. Kini mereka tidak lagi sebatas instrumen pelengkap di dalam struktur dramatik pertunjukan wayang. Panakawan kini juga dimaknai sebagai sosok pembaharu dalam sajian wayang, seperti pemanfaatan karakter yang lugu, jenaka, dan terkadang berbicara apa adanya. Identifikasi terhadap sosoknya yang dimaknai sebagai rakyat kecil juga memberikan warna baru bagi perkembangan pertunjukan wayang kulit. Penelitian ini membahas tentang wacana kritik sosial yang dibangun dari gaya bahasa pada tokoh panakawan. Adapun gaya bahasa yang dilihat yaitu dari pemanfaatan majas, penyiasatan struktur kalimat, serta pemilihan diksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kritik sosial yang membahas permasalahan dalam ranah pembangunan, pendidikan, hukum, perilaku politik kotor para pejabat publik, budaya, serta moral. Kritik tersebut disampaikan baik secara eksplisit maupun implisit melalui pemanfaatan majas, penyiasatan struktur kalimat, serta pilihan diksi. Seluruh kritik tersebut disampaikan oleh panakawan yang direpresentasikan sebagai rakyat kecil terhadap tokoh lain seperti raja atau dewa yang direpresentasikan sebagai pemimpin atau pejabat publik. |