Abstrak/Abstract |
Pengelolaan hutan tradisional oleh negara mulai bergeser menuju forest governance yang dicirikan dengan berkurangnya peran negara dalam pengelolaan hutan. Kecenderungan ini juga terjadi di Indonesia dengan menekankan peran oleh masyarakat, beberapa diantaranya berbentuk perhutanan sosial. Meningkatnya peran-peran aktor bukan negara dalam pengelolaah hutan juga tercerminkan dalam pemandatan pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Getas - Ngandong dari pemerintah yaitu Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada pihak akademisi yaitu Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2016. Tren pengelolaan sumber daya hutan yang bersifat forest governance ini mengakui bahwa peran-peran aktor dalam pengelolaan sumber daya hutan merupakan factor yang penting yang mempengaruhi implementasinya. Dalam konteks KHDTK Getas - Ngandong, aktor-aktor ini dapat bersifat entitas yang kemudian mewakili institusi mereka hingga dapat disebut stakeholder (pemangku kepentingan). Sebelum melakukan intervensi pengelolaan lebih jauh, diperlukan analisis aktor¬aktor yang berkepentingan dan berpengaruh dalam pengelolaan khdtk.
penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengklasifikasikan tipe-tipe desa hutan, (2) memetakan stakeholder yang terlibat dalam pemanfaatan KHDTK, (3) mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan stakeholder dalam pengelolaan hutan di KHDTK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan metode studi kasus. Metode survey diaplikasikan untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam membangun tipologi desa hutan sedangkan metode studi kasus digunakan untuk pengumpulan data untuk kepentingan analisis stakeholder |