Karya
Judul/Title TIM ASISTENSI PARAMPARA PRAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN TEMA PERUBAHAN GEOGRAFIS KAWASAN GUNUNG MERAPI
Penulis/Author Dr. Andri Kurniawan, S.Si., M.Si. (1) ; Prof. Dr. Suratman, M.Sc. (2); Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc (3); Dr. Tjahyo Nugroho Adji, S.Si., M.Sc.Tech. (4); Dr.rer.nat Muhammad Anggri Setiawan, M.Si (5); Prof. Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D. (6); Dr. Nur Mohammad Farda, S.Si., M.Cs. (7); Dr. Estuning Tyas Wulan Mei, M.Si., M.Sc. (8); Dr.Sc. Sanjiwana Arjasakusuma, S.Si., M.GIS. (9); Dr. Sandy Budi Wibowo, S.P., M.Sc. (10)
Tanggal/Date 22 2021
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Gunung Merapi telah lama menjadi kawasan penopang kelangsungan sistem penghidupan bagi masyarakat lokal di dua provinsi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta/DIY dan Jawa Tengah. Dinamika yang muncul terkait dengan Gunung Merapi tidak bisa dipungkiri. Jika merujuk pada sumber-sumber sejarah mengenai Gunung Merapi maka konflik sumberdaya alam di kawasan tersebut bukan sesuatu yang baru. Konflik telah dimulai ketika pemerintah kolonial Belanda mulai mengatur kawasan Merapi pada tahun 1912. Sejak saat itu masyarakat lokal untuk pertama kalinya merasakan adanya kebijakan yang tidak berpihak pada mereka; yaitu ketika mereka dianggap sebagai penyebab ketidakseimbangan ekosistem karena kegiatan pertaniannya yang menyebabkan banjir dan erosi. Memasuki tahun 2000, Pemerintah Provinsi DIY saat itu memang sedang menghadapi isu dan tantangan untuk merumuskan strategi kebijaksaaan SDA di wilayah DIY, yang berpokok pada hal-hal sebagai berikut: 1. Telah terjadi perubahan fungsi yang besar pada lahan pertanian karena proses perkembangan kota sebagai konsekuensi laju perkembangan penduduk dan kegiatan ekonomi yang cukup pesat yang mendorong kebutuhan pemukiman baru dan infrastruktur lainnya. 2. Semakin pesatnya perkembangan permukiman di wilayah Yogyakarta bagian tengah utara yang merupakan kawasan resapan air hingga perlu mendapatkan perhatian yang serius. 3. Menurunnya dasar sungai akibat penambangan pasir yang berasal dari kegiatan vulkanis Gunung Merapi, yang menyebabkan terganggunya bangunan teknis-sipil di atas sungai. 4. Gangguan terhadap kawasan hutan di Yogyakarta seperti pencurian kayu, bencana alam dan kebakaran. 5. Penurunan jenis flora dan fauna akibat pengambilan dan perburuan secara liar. Berawal dari isu dan tantangan yang terdapat pada poin 3 tersebutlah maka telah muncul fenomena kontradiktif yang terjadi di kawasang Gunung Merapi. Fenomena kontradiktif itu adalah di satu sisi kebutuhan dan pemanfaatan sumberdaya alam selalu meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan dorongan mencapai kemajuan. Sedangkan di sisi lain terjadi kemerosotan sumberdaya dan lingkungan sebagai akibat penggunaan sumberdaya alam secara berlebihan.
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi
1SK Tim Asistensi Parampara Praja.pdfSurat Tugas / SK
2Undangan Presentasi.pdfSurat Tugas / SK
3DSH-PPT-Paramparapradja.pdfFull Dokumen