Abstrak/Abstract |
ABSTRAKSIPenelitian ini memilih cerita rakyat/mitos Jepang sebagai bahan kajiannya. Alasan utama dipilihnya bahan kajian ini adalah bahwa seiring dengan globalisasi, perkembangan zaman semakin akseleratif. Globalisasi menuju pada homogenisasi budaya dari seluruh bangsa di dunia. Indonesia sebagai bangsa yang aktif membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain, tidak akan terhindar dari kenyataan menuju pada homogenisasi budaya ini. Di satu sisi, Indonesia harus mewaspadai arus masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai dan moral bangsa, dengan kata lain harus dibangun kesadaran untuk memperkuat diri dengan nilai-nilai lokal agar tidak terperosok pada efek negatif yang secara masif mempengaruhi generasi pewaris bangsa ini.Namun demikian, tidak semua unsur dari budaya asing bersifat negatif. Masuknya budaya asing bisa saja menjadi suatu proses seleksi, pertukaran, dan pengaruh interkultural yang justru dapat bersifat positif, konstruktif, dan produktif bagi perkembangan budaya lokal. Oleh karena itulah, maka penelitian ini akan mencermati kondisi yang tersebut di kalimat terakhir di atas, yaitu bagaimana bangsa ini bisa mengambil manfat dari proses pertukaran dengan budaya asing itu.Mitos Tanabata dari Jepang akan diteliti lebih lanjut guna mendapatkan sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi ekspektasi di atas. Mengapa budaya Jepang dipilih dalam penelitian ini, yang pertama adalah Jepang tidak bisa dikatakan kecil pengaruhnya terhadap bangsa ini dari berbagai aspek. Yang kedua, masih ada masalah dalam pembangunan ini, yaitu kekurangmampuan kita untuk memahami cara berpikir, cara merasa, cara mengutarakan dan sebagainya dari masyarakat Jepang. Maka dari itu, cara yang tepat untuk memahaminya adalah melalui mitosnya karena lewat mitos kita akan mengetahui cara menalar dan berpikir mereka.Mitos ini akan dianalisis dengan menggunakan paradigma struturalisme Levi-Strauss. Paradigma ini berbeda dengan kerangka pemikiran yang sudah banyak digunakan untuk menganalisis mitologi, karena asumsi dasar yang dibangun salah satunya adalah bahwa yang dianalaisis adalah tataran nirsadar dari mitos tersebut. Atau dengan kata lain bukan yang nampak atau yang empiris tetapi yang tidak nampak, yaitu struktur berpikir itu sendiri.Dalam menganalisis mitos, setelah ditemukan relasi-relasi dalam mitos akan disandingkan dengan relasi-relasi yang ada dalam data etnografi sehingga diharapkan analisinya akan berhasil memunculkan makna mitos yang lebih komprehensif, sekaligus dapat mengungkap struktur berpikir orang Jepang sebagai masyarakat pendukung mitos.Kata Kunci: Tanabata, Levi-Strauss, Mitos, Jepang |