Teknologi Sanitasi untuk Kaum Difabel di Yogyakarta: Modifikasi Toilet Statis dan Desain Mobile Toilet
Penulis/Author
Dr.rer.pol. Dyah Widiyastuti, S.T., M.C.P. (1); Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A. (2); Dr. Erlis Saputra, S.Si., M.Si. (3)
Tanggal/Date
2014
Abstrak/Abstract
Jumlah difabel di Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta pada tahun 2001 adalah 35.264 (Dinas Sosial 2011).Angka tersebut sebenarnya terhitung kecil apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk DIY yang berjumlah 3.487.325 pada tahun yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa kebutuhan mereka tidak mendapat prioritas dalam pembangunan dan penyediaan sarana prasarana publik.Semangat pelayanan seyogyanya tidak dipengaruhi jumlah besar atau kecilnya pengguna layanan. Oleh karena itu, pemerintah sudah semestinya memberikan perhatian yang cukup kepada para difabel tersebut, termasuk dalam hal pelayanan publik khususnya penyediaan fasilitas sanitasi umum. Namun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan kondisi sebaliknya. Pelayanan sosial dan mobilitas bagi penyandang disabilitas masih belum terpenuhi dengan layak, dimana sebagian besar hambatan masih berupa hambatan arsitektural dan prosedural. Dalam hal aksesibilitas, ketersediaan sarana prasarana ramah difabel saat ini masih sangat terbatas di Indonesia dan di Yogyakarta pada khususnya. Dalam hal penyediaan toilet, fasilitas toilet di berbagai tempat umum tidak dilengkapi dengan aksesibilitas, sehingga cukup menyulitkan bagi kaum difabel mengakses fasilitas tersebut.
