Penulis/Author |
drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D. (1); drg. Trianna Wahyu Utami, MD.Sc., Ph.D. (2); drg. Ruslin, M.Kes., Ph.D. (3); drg. Tjut Intan Permata Sari, Sp.P.M. (4); drg. Yosaphat Bayu Rosanto, MDSc., Sp.BMM., Subsp.IDM(K) (5); Christia Aye Waindy Vega, S.Kp.G., MDSc. (6); drg. Muhammad Fahmi Alfian, M.P.H. (7) |
Abstrak/Abstract |
Persentase penduduk Indonesia yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini mengalami peningkatan. Masalah kesehatan gigi dan mulut meningkat sebesar 31,7%, yaitu dari 25,9% berdasarkan survey tahun 2013 menjadi 57,6% berdasarkan survey tahun 2018 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Selain itu, data Riskesdas tahun 2018 juga menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang menerima tindakan untuk mengatasi masalah gigi dan mulut masih sangat
kecil. Proporsi tindakan yang paling banyak diterima oleh penduduk adalah pengobatan atau minum obat, sedangkan penanganan yang lebih spesifik untuk menyelesaikan masalah seperti penumpatan, pencabutan gigi, penggunaan gigi tiruan, dan bedah mulut masih sangat sedikit (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Salah satu permasalahan yang banyak dijumpai saat ini adalah adanya kecenderungan untuk menunda perawatan kesehatan gigi dan mulut (Wiener, 2015). Terdapat banyak alasan mengapa masyarakat yang memiliki keluhan sakit gigi menunda perawatan, diantaranya adalah tingginya rasa takut (Wiener, 2015), abai akan kesehatan giginya, kebiasaan melakukan self medication, tidak cukup waktu untuk melakukan perawatan, akses yang jauh terhadap layanan kesehatan gigi, dan lain sebagainya (Wiener, 2015; Sachedina dkk., 2022).
Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat, salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut (Rahtyanti et al., 2018). Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah melalui edukasi kesehatan gigi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, serta merubah perilaku seseorang secara individual maupun secara kelompok, yang mengarahkan kepada gaya hidup sehat.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut peserta terkait gaya hidup, dan memberikan layanan kesehatan gigi mulut (screening) yang lebih dekat kepada peserta. |