Abstrak/Abstract |
Fokus pembangunan masyarakat di pedesaan diarahkan pada pertanian karena sektor ini menjadi tumpuan hidup masyarakat. Namun, akselerasi sektor pertanian di pedesaan tidak akan cepat apabila tidak ada intervensi pada sektor lain, misal jasa dan pariwisata. Konsep tersebut menjadi prototype bagi pembangunan pedesaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyak sekali desa wisata yang tumbuh berbasis pertanian. Berdasarkan pengalaman tersebut, upaya pembangunan masyarakat perlu dikonsep bottom up dan terintegrasi. Salah satunya adalah di Desa Pendworejo Kabupaten Kulon Progo.
Secara umum, tujuan kegiatan ini adalah (1) mendapatkan gambaran tentang ketersedian sumber daya alam, sumber daya manusia dan infrastruktur di Desa Pendoworejo, (2) identifikasi peran penyedia pelayanan pengembangan bisnis usaha yang ada (Pemerintah, NGO, Asosiasi Bisnis, dan lain-lain) di Desa Pendoworejo, (3) mendapatkan gambaran lengkap tentang bisnis potensial yang telah dikembangkan secara kelompok dan peluang bisnis potensial yang dapat dikembangkan di Desa Pendoworejo serta kebutuhan kelompok, (4) mendapatkan gambaran lengkap tentang target pasar yang ada di Desa Pendoworejo, dan (5) mendapatkan gambaran tentang kemungkinan terbentuknya sentra/lembaga usaha bersama di Desa Pendoworejo (untuk memudahkan kelompok dalam memasarkan produk, terbuka jaringan dengan pihak lain).
Jenis data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara menggunakan kuesioner. Kegiatan FGD akan dilakukan sebanyak 4 (empat) kali yakni 1 kali di tingkat kabupaten dan 3 kali di Desa Pendoworejo. FGD pada tingkat kabupaten dilakukan untuk melihat perencanaan dari Organisasi Perangkat Dinas Kabupaten Kulon Progo tentang pembangunan di Kabupaten Kulon Progo, terutama di Desa Pendoworejo dan sekitarnya. FGD pada tingkat desa dilakukan untuk melihat kondisi sosial-ekonomi desa dan identifikasi SDM, terutama kelembagaan masyarakat dengan mengundang perangkat desa dan tokoh masyarakat. Untuk kegiatan wawancara akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yakni indepth interview yakni dengan tokoh masyarakat yang dipilih dengan metode purposive random sampling dan metode sensus yakni 100 (seratus) pengurus lembaga di Desa Pendoworejo. Data sekunder diperoleh dari BPS mengenai profil Desa Pendoworejo dan sekitarnya, monografi Desa Pendoworejo serta studi dokumen.
Berbagai analisis yang dilakukan pada kajian ini diantaranya 1) analisis triangulasi yakni peneliti mendeskripsikan mengenai potensi SDA & SDM, kelembagaan ekonomi dan sosial serta peluang bisnis di Desa Pendoworejo dan sekitarnya, 2) analisis deskriptif yakni peneliti mendeskripsikan mengenai jenis dan peran penyedia pelayanan pengembangan bisnis, baik yang sudah dikembangkan maupun potensial dikembangkan, 3) analisis skoring yakni dengan memberikan skor pada tiap lembaga untuk menentukan kapasitas lembaga berdasarkan SDM, keuangan, pemasaran, legalitas usaha, dan kepemilikan usaha, 4) pengukuran kinerja kelompok usaha menggunakan Key Performance Indicator (KPI), dan 5) untuk memperoleh gambaran intervensi yang akan dilakukan, maka perlu dilakukan analisis SWOT.
Desa Pendoworejo memiliki potensi pertanian yang sangat maju. Beberapa komoditas pertanian unggulan Desa Pendoworejo diantaranya padi, ketela pohon, cabai, tanaman obat, dan lele. Penduduk Desa Pendoworejo saat ini berada pada usia produktif. Infrastruktur di Desa Pendoworejo juga sangat lengkap mulai dari jalan sampai dengan pasar serta berbagai toko milik masyarakat.
Berdasarkan hasil survei lapangan, Desa Pendoworejo memiliki beberapa potensi usaha, diantaranya pertanian, olahan pangan, furniture, konveksi, event organizer, penyediaan air minum dan sanitasi, dan lainnya. Lembaga usaha di Desa Pendoworejo memiliki beberapa kekurangan diantaranya, 81% belum memiliki izin usaha yang lengkap, 58% belum memiliki sistem keuangan yang mapan, 83% belum memiliki mitra usaha, 80% menggunakan promosi yang masih sederhana, jangkauan pasar yang masih terbatas, dan 47% belum memiliki rencana usaha maupun diversifikasi produk.
Berdasarkan analisis Key Performance Indicator, usaha kelompok yang sangat berpotensi dikembangkan di Desa Pendoworejo adalah usaha budidaya & olahan lele dan usaha olahan jamu karena mampu mengembangkan potensi lokal, SDM yang maju, manajemen usaha yang baik, permintaan pasar yang tinggi, dan dukungan yang kuat dari pemerintah desa & daerah.
Dalam rangka pengembangan kelompok usaha budidaya & olahan lele dan usaha olahan jamu membutuhkan berbagai kegiatan pendampingan dan pelatihan, terutama manajemen kelembagaan dan penguatannya, akses permodalan, dan manajemen pemasaran serta berbagai inovasi teknologi. Berbagai kegiatan ini tentunya membutuhkan peran serta dari pemerintah daerah, swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Peran kelompok masyarakat juga diperlukan dalam menjembatani komunikasi antara masyarakat dan pemerintah daerah. Selama ini masih ada gap antara pemerintah dengan masyarakat sehingga program pembangunan masih belum optimal. Pemerintah desa juga perlu melakukan kegiatan optimalisasi potensi masyarakat dengan melakukan optimalisasi fungsi BUMDES, pembuatan tempat promosi produk, dan optmalisasi pariwisata desa. |