Abstrak/Abstract |
Kejadian gigitan ular di Indonesia masih sering terjadi, tercatat pada tahun 2017 ditemukan sebanyak 135 ribu kasus. Gigitan ular dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti inflamasi, edema, hingga serangan jantung, yang dimulai dengan gejala awal envenoming. Ular dapat mengeluarkan venom yang berasal dari kelenjar di belakang mata untuk diinjeksikan pada mangsa. Venom tersebut berbahaya karena mengandung senyawa-senyawa yang dapat merusak jaringan tubuh, seperti melukai lapisan sel hingga menyebabkan darah menggumpal. Studi ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme efek hemotoksin dan hemoragik venom ular pada profil hematologi, sel polimorfonuklear dan mononuklear, serta jumlah sitokin. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis konsentrasi venom ular Trimeresurus insularis dan Calloselasma rhodostoma yang dapat memberikan efek signifikan hemotoksin dan hemoragik. Metode yang digunakan terdiri atas pengajuan Ethical Clearance ke Fakultas Kedokteran Hewan UGM; pengadaan dan pemeliharaan 28 ekor mencit BALB/c jantan, berusia 8-10 minggu, dan berat 18–22 g; injeksi venom ular dan saline (kontrol), anestesi untuk koleksi darah, euthanasia, pembedahan dan koleksi jaringan otot, uji profil hematologi, analisis histologis dan kuantitatif sel polimorfonuklear dan mononuklear, serta perhitungan sitokin. Melalui penelitian ini, diharapkan dipahami dampak venom ular terhadap profil hematologi dan efek hemoragik serta konsentrasi venom yang memberikan efek signifikan terhadap profil hematologi dan efek hemoragik. |