Abstrak/Abstract |
Ayam broiler sangat populer dipelihara di Indonesia sebagai ternak penghasil daging,
karena sifat genetik pertumbuhan bobot badan yang baik (dapat dipanen dalam waktu
28 – 35 hari). Namun ada kendala yang dihadapi oleh peternak pada umumnya, yaitu
sifat dari broiler yang mudah stress karena faktor lingkungan (heat stress). Heat stress ini
akan mengakibatkan penurunan aktivitas metabolisme yang berakibat pada penurunan
performa ayam. Beberapa faktor lingkungan yang menjadi sebab stress adalah suhu dan
kadar NH
3. Dari permasalahan tersebut, dibuatlah penelitian dengan menguji akurasi
dari Internet of Things (IoT) BroilerX dari berbagai versi (BroilerX ambient 1.2, BroilerX
ambient 1.3) dan akan diuji dengan smart sensor dalam membaca kondisi lingkungan
kandang yang tercatat secara automatis dan juga menggabungkan dengan data performa
dari ternak melalui SaaS BroilerX (saas.broilerx.com). Penelitian dilaksanakan di
kandang close house Charoen Pokphand Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Metode dalam penelitian adalah dengan membandingkan akurasi sensor, parameter
yang diamati adalah suhu kandang dan kadar ammonia, dibandingkan dengan kontrol
(smart sensor) sebagai ammonia detector, data dianalisa secara deskriptif dengan
membandingkan selisih antara kontrol dengan IoT. Hasil pengukuran menunjukkan
data selisih suhu antara kontrol dengan BroilerX ambient 1.2 memiliki selisih data lebih
kecil (1,23 ± 0,81) dibandingkan dengan BroilerX ambient 1.3 (1,76 ± 1,45), sedangkan
pada pengamatan sensor ammonia, BroilerX ambient 1.3 memiliki selisih data yang
lebih rendah (1,02 ± 0,52) dibandingkan dengan BroilerX ambient 1.2 (25,23 ± 7,03),
sehingga dalam pengembangan kedepan perlu adanya riset yang menyeluruh tentang
akurasi dari sensor yang digunakan tersebut dan tersedia dalam BroilerX ambient versi
berikutnya. |