Penulis/Author |
Prof. Dr. Ika Puspita Sari, S.Si., M.Si., Apt. (1); apt. Angi Nadya Bestari, S.Farm., M.Sc. (2); Dr. Djoko Santosa, S.Si., M.Si. (3); Dr. Andayana Puspitasari Gani, S.Si., M.Si. (4) |
Abstrak/Abstract |
Menurut pedoman yang diterbitkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan, yang disebut dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Dewasa ini penggunaan obat tradisional dikalangan masyarakat semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya fenomena back to nature, yaitu penggunaan bahan-bahan yang alami dan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi pasca krisis moneter yang menyebabkan harga obat paten menjadi melonjak tinggi, sehingga penggunaan obat tradisional atau jamu baik untuk tujuan pengobatan maupun pemeliharaan kesehatan semakin memasyarakat.
Adanya kenyataan tersebut diatas membuat produksi obat tradisional juga menjadi meningkat. Masyarakat mengkonsumsi obat tradisional baik dibeli dalam bentuk jadi maupun dibuat sendiri. Sementara itu sebagian masyarakat yang biasa membuat sendiri sediaan obat tradisional tersebut lama kelamaan juga mencoba berproduksi untuk dijual kepada orang lain, sehingga pemanfaatan obat tradisional semakin marak saja.
Desa Ngawu, Playen Gunung Kidul, merupakan bagian Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM), dimana salahsatu komoditas yang dikembangkan adalah budidaya Jahe merah. Sedianya, hasil budidaya ini akan menjadi sumber bahan baku simplisia usaha obat tradisional, namun pada pelaksanaannya belum dapat dicapai seperti yang diinginkan. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan alternatif pemanfaatan jahe merah yaitu dengan diolah menjadi minuman. |