Abstrak/Abstract |
Rooftop greening material adalah bahan hijauan bernilai tambah menggunakan tumbuhan lumut
(Sphagnum sp). Greening material dirakit dalam sebuah panel untuk area tidak termanfaatkan diatas
atap bangunan. Keberadaan proses evapotranspirasi berkontribusi terhadap pengurangan suhu didalam
bangunan. Proses biofisik tersebut berkontribusi terhadap kesegaran udara dan mengurangi efek
urban heat island effect. Mutu prototype dievaluasi berdasarkan L*a*b color measurement,
photosynthesis dan tingkat serapan CO2. Tahapan penelitian di mulai tahun 2011 hingga tahun
berjalan pada tahun 2013, dan diproyeksikan pada tahun 2015. Tahapan penelitian dimulai dengan
pengembangan tumbuhan lumut sebagai greening material untuk mendukung program agroekowisata
di kaweasdan rawan bencana merapi dimulai dengan konsep dan desain, uji mutu, uji hidrologis, dan
tahapan scale-up dan untuk tahapan selanjutnya, kami akan fokus pada tahap komersialisasi.
Proses scaling-up prototipe sebelum menjadi produk komersial diperlukan sebagai tahap akhir untuk
agroindustri skala penuh. Desain dari scale-up harus dapat memenuhi quality robustness antara
prototype dan produk komersial. .
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk membuat desain scale-up proses produksi dari rooftop
greening material: 2) Untuk memproduksi produk greening material sebelum dilakukan proses
komersialisasi. 3) Untuk melakukan identifikasi mutu greening material selama dilakukan uji
lapangan. Scale-up dievaluasi berdasarkan preferensi konsumen dan parameter scale-up. Preferensi
konsumen diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan Kansei Engineering menjadi 4 prioritas atribut yaitu “Menarik Perhatian”, “Nyaman”, ”Menyegarkan Udara” dan “Menyerap air”. Kapasitas inlet adalah 135 gram bahan mentah per batch. Kapasitas outlet adalah 1 unit panel/batch. Ukuran panel adalah 35 × 50 cm2. Selanjutnya, desain scale-up dilakukan
menggunakan metode taguchi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis, tingkat serapan CO2 dan L*a*b colour
menunjukkan quality robustness selama uji lapangan. Optimasi faktor desain untuk laju fotosintesis
dan parameter warna a adalah kombinasi sponge-plastic net, densitas lumut of 0.1 gr/cm2 dan
kemiringan atap 200. Optimasi faktor desain untuk laju serapan CO2 dan parameter warna L adalah kombinasi sponge, densitas lumut of 0.5 gr/cm2 dan kemiringan atap 50. Optimasi faktor desain untuk
parameter warna b adalah kombinasi sponge-plastic net, densitas lumut of 0.5 gr/cm2 dan kemiringan
atap 200. |