Respon Pertumbuhan Semai Pada Berbagai Pola Tanam Kebun Sawit Campur Di Kalimantan Tengah
Penulis/Author
Fiqri Ardiansyah, S.Hut., M.Sc. (1); Dr. Ir. Hero Marhaento, S.Hut., M.Si., IPM (2); Ari Susanti, S.Hut., M.Sc., Ph.D. (3); Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D (4); Dr. Ir. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc., IPU (5); Dr. rer. silv. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc. (6); Slamet Riyanto, S.Hut., M.Si. (7); Dr. Ir. Handojo Hadi Nurjanto, M.Agr.Sc. (8); Denni Susanto, S.Hut., M.Sc. (9)
Tanggal/Date
22 2020
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract
Model pertanaman agroforestri saat ini semakin diminati oleh masyarakat. Model pertanaman ini mampu diterapkan di lahan dengan luas yang terbatas, namun mampu menghasilkan berbagai hasil panen kayu dan non kayu. Selain itu, pertanaman agroforestri saat ini banyak diadopsi oleh masyarakat di luar Jawa dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan, Hutan Rakyat, dan bentuk pengelolaan perhutanan sosial lainnya. Pertanaman agroforestri mampu mengoptimalisasi potensi sumberdaya lahan yang berbasis ketahanan pangan dan lingkungan dalam satu lahan. Sistem pertanaman agroforestri membutuhkan kajian intensif dan komprehensif dalam pemilihan pola tanam serta jenis yang tepat antar komponen pengisi lahan agar manfaat ekonomi dan ekologi dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis tanaman pengisi dan pola tanam terhadap respon pertumbuhan pohon pengisi. Pola tanam kebun campur yang diamati dalam penelitian ini yaitu Alley cropping, Alternate Rows, dan Sisipan. Jenis penyusun kebun campur terdiri dari jengkol, meranti, sengon, dan
sawit. Penelitian ini menggunakan pola rancangan acak kelompok. Variabel pertumbuhan semai yang diamati adalah tinggi dan diameter. Lokasi pengamatan yang digunakan yaitu demplot strategi jangka benah di Desa Karang Sari, Kec. Parenggean, Kab. Kotawaringin Timur. Respon pertumbuhan diamati setiap bulan, dari waktu tanam hingga umur 6 bulan. Analisis data yang digunakan yaitu uji anova dua arah dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis tanaman, pola tanam, dan interaksinya berpengaruh signifikan
terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman (p<0.05). Jenis sengon mampu menunjukkan performa pertumbuhan tinggi dan diameter yang tercepat dibandingkan jenis lain baik pada ketiga pola tanam. Performa pertumbuhan otanam ini mencapai 4,43 m, dan pertumbuhan diameter mencapai 6,86 cm selama 6 bulan. Namun, untuk jenis pohon MPTS yaitu jengkol, pertumbuhan diameter yang terbaik pada pola tanam alternate rows, dan pertumbuhan
tinggi yang terbaik pada pola tanam alley cropping. Interaksi jenis pohon dan pola tanam berkaitan dengan interaksi dan kompetisi antar penyusun ekosistem. Pada pola tanam alternate rows (baris), tanaman kehutanan memiliki pola berseling dengan tanaman sawit. Berbeda dengan pola tanam yang lain, alley cropping memiliki pola tanaman kehutanan yang berada diantara lorong tanaman sawit.