Penulis/Author |
Dr.Eng. Annie Mufyda Rahmatika, S.T., M.T. (1) ; Anjar Ruspita Sari, S.T.P., M.Sc. (2); Anjar Kistia Purwaditya, S.T.P., M.Sc. (3); Ika Restu Revulaningtyas, S.T.P., M.Sc. (4); Dr. Fahrizal Yusuf Affandi, S.T.P., M.Sc. (5); Galih Kusuma Aji, S.T.P., M.Agr., Ph.D. (6); Iman Sabarisman, S.T.P., M.Si. (7); Satria Bhirawa Anoraga, S.T.P., M.Sc. (8); Dr. Wildan Fajar Bachtiar, S.T., M.Sc. (9); Anggoro Cahyo Sukartiko, S.T.P., M.P., Ph.D. (10); AZKA AZKIA U A R (11); IDA KUSUMAWATI (12); LUARI GIRI PRAMELINI (13); ZAHRA NUR ARUM (14); DIAN RIZKI TRI WAHYU (15); BAMBAN WIDAN PURWOKO (16) |
Abstrak/Abstract |
Sebagai salah satu komoditas unggulan Kulon Progo, Kakao menjadi fokus perhatian pemerintah dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Desa Kakao diharapkan dapat menjadi desa percontohan terpadu mulai dari budidaya kakao hingga pengolahan produk turunan kakao sebagai produk khas Kulon Progo. Selama ini kelompok Tani Ngudi Rejeki sebagai gabungan petani kakao di empat dusun telah menjadi ujung tombak Desa Kakao yang dikembangkan sejak 2013. Sejauh ini, kelompok tani dan Kelompok wanita tani (KWT) telah mampu memproduksi beberapa produk olahan cokelat dengan menggunakan alat bantuan dari pemerintah. Produksi yang dilakukan oleh kelompok tani dan KWT masih skala kecil dan bergantung pada sistem pre-order. Minimnya permintaan produk dari KWT tersebut salah satunya disebabkan karena belum adanya pengetahuan yang baik terhadap produk yang mereka produksi. Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan adanya produk dari KWT, salah satu anggota mereka menginisasi pengembangan identitas merk untuk produk mereka yaitu “Deska”. Namun pada kenyataannya, hingga saat ini produk Deska ini dirasa masih belum memuaskan hasil penjualannya. Hal ini kemungkinan terjadi karena alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan produk mereka (logo) masih kurang efektif dalam mengalihkan perhatian masyarakat.
Berdasarkan masalah di atas, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengangkat citra produk yang baik dalam rangka meningkatkan minat beli konsumen adalah melalui desain logo pada tampilan kemasan produk. Untuk produk yang selama ini sudah dipasarkan, proses pembuatan logo pada kemasan produk disebut dengan re-desain logo. Re-desain logo ini bertujuan untuk proses re-branding produk lokal produksi UKM Deska. Branding merupakan kegiatan komunikasi suatu lembaga atau perusahaan untuk membesarkan nama perusahaan/produk tersebut, sedangkan re-branding adalah sebuah praktek pembentukan nama baru baik dari perusahaan atau produk melalui perubahan identitas dari sebelumnya. Penerapan re-branding sebagai kajian branding tentunya tidak terlepas dari konsep perusahaan untuk mengenalkan, menginformasi dan mendidik berbagai pihak baik pihak internal maupun eksternal perusahaan. Prodi Pengembangan Produk Agroindustri akan berperan untuk membantu dalam proses re-desain logo pada kemasan produk yang diproduksi UKM Deska sebagai bagian dari KWT di Desa Banjaroya. Gambaran awal dari desain logo produk yang sudah ada selama ini selanjutnya akan digunakan untuk membantu pembuatan disain logo untuk produk dari UKM Deska.
|