Abstrak/Abstract |
Pertumbuhan infrastruktur digital mendorong pertumbuhan data global secara eksponensial, sehingga pembangunan data center
pun banyak didirikan. Selaras dengan hal tersebut, kebutuhan dalam bidang kelistrikan untuk mendukung pertumbuhan infrastruktur digital
juga semakin meningkat. Salah satu infratruktur dalam data center yang menunjang keberlangsungan operasional adalah IT Busway. IT
Busway merupakan penamaan yang diberikan untuk sistem distribusi listrik untuk beban IT (IT Load) pada data center yang berupa lempengan
konduktor dengan selungkup isolator . Banyak data center di Indonesia menggunakan IT Busway karena telah menyediakan fasilitas monitoring
system terhadap energy yang dipakai. Dengan spesifikasi yang sudah lebih maju dibandingkan kabel, maka pada saat implementasi pun harus
dilakukan oleh ahlinya. Agar proses implementasi dapat berjalan baik dan sesuai standar, maka perlu adanya project management yang
mengatur alur jalannya proyek. Tidak banyak proyek yang memiliki karakteristik seperti data center pada industri perbankan yang memerlukan
persetujuan berlapis-lapis. Dengan demikian, kami mengimplementasikan metodologi Traditional Project Management (TPM) dengan
pendekatan Adaptive Project Framework (APF). Landasan teori yang digunakan adalah data center, IT Busway dan project management.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari beberapa tahap yaitu studi literatur, observasi, diskusi serta rapat untuk
implementasi lapangan. Implementasi IT Busway yang akan dilakukan pada data center ini merupakan fase satu. Data center yang dibangun
pada fase satu ini terdiri dari 2 data hall dan tiap data hall terdiri dari 270 rak server.Untuk infrastruktur IT Busway sendiri dibangun dari
panel menuju rak server sebanyak 72 jalur untuk dua data hall. Dengan adanya project management yang dilaksanakan pada proyek ini,
berdampak pada alur persetujuan dan koordinasi pelaksanaan atas pekerjaan IT Busway yang lebih baik serta dokumentasi proyek lebih rapi. |