Abstrak/Abstract |
Celah bibir dan langit-langit mulut merupakan kelainan kongenital yang sering terjadi di Indonesia. Definisi dari sumbing bibir dan celah langit-langit adalah terdapatnya celah pada bibir atas yang disertai celah pada atap atau langit-langit mulut sehingga menimbulkan adanya hubungan langsung antara hidung dengan mulut. Kelainan sumbing bibir ataupun celah langit-langit dapat berdiri sendiri (sumbing bibir saja atau celah langit-langit saja) atau keduanya.
Pada masa perkembangan janin dalam kandungan, faktor lingkungan seperti zat teratogenik (zat yang mempengaruhi pertumbuhan janin) dan faktor genetik mempengaruhi pembentukan celah bibir dan palatum. Paparan obat anti kejang phenytoin meningkatkan kejadian sumbing hingga 10 kali lipat. Ibu yang merokok selama kehamilan meningkatkan kejadian sumbing hingga 2 kali lipat. Zat teratogenik lain seperti alkohol, asam retinoat, obat-obatan antikejang lainnya juga berhubungan dengan malformasi (kelainan) kongenital termasuk celah bibir dan palatum. Selain itu faktor gizi juga dapat mempengaruhi terjadinya kelainan sumbing, diantaranya kekurangan asam folat, vitamin B6, dan Zinc. Faktor genetik merupakan salah satu faktor resiko sumbing bibir dan palatum ini, bila dalam keluarga terdapat 1 orang tua sumbing atau anak sebelumnya sumbing, maka risiko sumbing pada anak berikutnya adalah 4%, bila 2 anak sebelumnya menderita sumbing maka risiko meningkat menjadi 9%, dan bila salah satu orang tua dan 1 orang anak sebelumnya menderita sumbing maka risiko anak berikutnya menderita sumbing adalah 17%.
Kurangnya pengetahuan tersebut dikarenakan kurangnya Komunikasi, Informasi dan Edukasi dari tenaga kesehatan, oleh karena itu pada acara baksos celah bibir dan langit-langit dalam Rangka Lustrum XV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, dilakukan penyuluhan tentang “Prenatal Do’s and Don’t’s”. Dengan diadakan acara tersebut harapannya masyarakat mendapatkan informasi yang benar tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan ketika hamil untuk mencegah terjadinya celah bibir dan langit-langit. |