| Abstrak/Abstract |
Pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan munculnya penyakit baru yang disebabkan oleh virus yang menyerang pernafasan dan dilaporkan berawal dari daerah Wuhan Provinsi Hubei di Republik Rakyat Tiongkok (Lu et al., 2020). Penyakit ini kemudian disebut penyakit corona virus/corona virus desease (COVID-19) atau secara resmi diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini termasuk dalam family ?-coronavirus (Chan et al., 2020) bersama dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS-CoV) yang menyerang pada awal tahun 2002 dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang menyerang pada tahun 2012. Di Indonesia, virus Covid-19 mulai masuk dan menyebar pada awal Februari 2020 dan kemudian dinyatakan sebagai pandemik sesuai dengan pengumuman WHO (World Health Organization) pada awal Maret 2020. Hingga akhir Juni 2020, tercatat ada 49.009 kasus positif Covid-19 di Indonesia (www.covid19.go.id) dan 9.129.146 di Dunia (covid19.who.int).
Penelitian genomik melaporkan bahwa coronavirus secara umum memiliki genom RNA beruntai positif, beruntai tunggal, yang mengkodekan empat protein membran, yaitu spike (S), envelope (E), membrane (M) dan nucleocapsid (N) 3-5 (Fehr dan Perlman, 2015). Berkenaan dengan patogenisitas, protein S sangat penting untuk masuknya virus ke dalam sel inang (Du et al., 2017). Seperti halnya SARS-CoV, SARS-CoV-2 juga dilaporkan berikatan dengan angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) sebagai mekanisme masuknya virus kedalam sel yang terdapat pada sel-sel non-imun, seperti sel-sel epitel pernapasan dan usus, sel-sel endotel, sel-sel ginjal (tubulus ginjal) dan neuron serebral dan sel-sel imun, seperti alveolar monocytes / macrophage (Lukassen et al., 2020; Hoffmann et al., 2020).
|
