Abstrak/Abstract |
Indonesia memiliki catatan sejarah yang panjang dengan bencana tsunami. Dari sejumlah kejadian tsunami yang ada, tsunami Samudra Hindia tahun 2004 dinilai sebagai bencana alam yang paling mematikan sepanjang abad dan paling berperan dalam mengubah paradigma manajemen kebencanaan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pola kejadian tsunami dan perkembangan manajemen bencana di Indonesia setelah tsunami tahun 2004 dengan memanfaatkan database tsunami dan tinjauan literatur. Analisis deskriptif dilakukan terhadap distribusi spasial tsunami, faktor pemicu tsunami, dampak tsunami, maupun informasi detil kejadian tsunami berdasarkan data dari instansi terkait dan studi sebelumnya. Sebanyak 22 kejadian tsunami telah tercatat di Indonesia selama 2005-2018, di mana sebagian besar lokasi tsunami terkonsentrasi di Pulau Sumatra bagian barat dan bersumber dari Samudra Hindia. Tujuh kejadian diantaranya menimbulkan dampak signifikan, termasuk dua tsunami terakhir yang dipicu oleh faktor non-seismik. Sistem manajemen bencana sebenarnya telah mengalami perubahan secara besar-besaran setelah tsunami tahun 2004, mulai dari berlakunya peraturan perundang-undangan tentang penanggulangan bencana, pembentukan institusi baru untuk penanggulangan bencana, hingga konstuksi sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS). Meskipun telah berfokus pada upaya preventif, dampak tsunami dalam beberapa tahun terakhir masih cukup besar. Hal ini dipengaruhi oleh 4 faktor utama: (1) konsentrasi penduduk yang tinggi di area bahaya tsunami, (2) terbatasnya infrastruktur diseminasi peringatan dini, (3) kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri tanpa menunggu peringatan, dan (4) sistem peringatan dini tsunami belum mempertimbangkan faktor non seismik. |