Karya
Judul/Title Perempuan dan Literasi Digital: Catatan Lapangan: Perspektif dan Pengalaman Perempuan
Penulis/Author Lidwina Mutia Sadasri, S.I.P., M.A. (1)
Tanggal/Date 23 2021
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Indonesia dan kultur patriarki hingga saat ini masih dikaitkan melalui benang merah fakta dan data tak setaranya relasi laki-laki dan perempuan. Hal ini memunculkan upaya sejumlah pihak, mulai dari aktor individual hingga institusi, memperjuangkan “penyelamatan” kaum perempuan dalam relasi, mulai dari hubungan pertemanan, pacaran, hingga pernikahan. Strategi yang dilakukan tiap aktor dan institusi sifatnya beragam, namun jika ditilik melalui konteks terkini, varian taktik yang diaplikasikan mengarah pada penggunaan media baru dalam upaya merengkuh sebanyak mungkin pengguna yang terdampak isu perempuan. Selain itu, informasi yang bertaburan terkait isu feminisme di media baru yang makin masif dan makin mengaburkan kategori hoax dan non-hoax. Konten di media baru yang bercerita tentang isu perempuan dan feminisme secara jumlah makin banyak. Dengan kuantitas yang besar, keragaman substansi kontennya pun tergolong menyebar, tak hanya positif, namun juga negatif. Jika dilihat melalui kata kunci feminisme di Indonesia yang dicari melalui mesin pencari, muncul sejumlah artikel yang memunculkan ulasan tentang gerakan, antara lain “Indonesia Tanpa Feminis”, @indonesiafeminis, dan UninstallFeminism. Selain itu, sejumlah artikel yang membongkar pemahaman feminis juga muncul untuk memberikan informasi dari tiap perspektif untuk mengejawantahkan hal yang dimaksud feminis tersebut. Konteks Indonesia yang tengah riuh dengan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) menambah ramainya lanskap gerakan yang mengatasnamakan feminisme maupun anti-feminisme. Kumparan edisi 8 April 2019 menyoal ini dengan tajuk “Menyelisik Gerakan Tanpa Feminis di Indonesia” dan salah satu yang disorot adalah pemetaan gerakan feminisme mulai tahun 1900an yang ditandai dengan masa politik etis (sekolah untuk perempuan dibangun di kota-kota besar), kemudian di tahun 1928-merdeka memiliki kata kunci memperjuangkan hak perempuan dan menuntut hak pilih. Pada tahun 1960-1980an ditandai dengan awal kemunduran gerakan perempuan seiring kehancuran Gerwani serta kampanye Panca Dharma Wanita yang jadi kontrol negara dalam gerakan perempuan. Selanjutnya pada tahun 1980an – reformasi mulai tumbuh berbagai LSM perempuan yang fokus pada pengembangan ekonomi, advokasi kasus kekerasan terhadap perempuan, dan keterwakilan di parlemen yang dilanjutkan dengan gerakan perempuan mendeklarasikan perlunya affirmative action (tindakan khusus sementara), salah satunya dengan kuota 30% keterwakilan perempuan di parlemen. Terakhir di tahun 2000an, tuntutan perempuan pekerja terhadap perusahaan dan negara untuk melindungi hak reproduksi serta melawan pelecehan dan berbagai bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan. Meski demikian, perjuangan gerakan feminisme sampai saat ini masih terus berlangsung, karena masih muncul beragam dampak akibat adanya kultur patriarki di Indonesia. Salah satu aktor di media baru yang fokus terhadap relasi laki-laki dan perempuan yang tak setara adalah P#T atau Perempuan Tagar Tegar. Konten yang diunggah oleh P#T berisi seputaran cerita korban relasi tidak setara berikut panduan agar tak terjebak dalam relasi yang merugikan serta peluang untuk melakukan tanya jawab dengan admin P#T. Keadaan tersebut menunjukkan adanya upaya untuk melakukan konfirmasi atau dalam hal ini melawan beragam information disorder yang kerap terjadi dalam interaksi di media baru, antara lain misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Jika ditilik melalui konsep literasi digital, maka hal yang dilakukan P#T termasuk dalam bagian referensi yang digunakan untuk mendukung literasi digital yang dimilikinya, secara spesifik pada isu relasi antara laki-laki dan perempuan, seperti sejumlah highlight, antara lain Pacaran yang Sehat, How About You?, #TimeToSayBadBye, Curhat?, dan lain sebagainya. Berangkat dari masivitas konten yang dimiliki P#T berikut sisi interaktivitasnya yang tinggi, maka kajian ini mendeskripsikan sejumlah konten P#T dan melihat dinamika interaksi antara admin dan follower dalam konteks melawan information disorder.
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi
1sertifikat_seri3_Mutia.pdfSertifikat