Abstrak/Abstract |
Kondisi DAS di Indonesia sebagian besar sudah mendekati kritis, demikian pula di DAS hulu Waduk Sempor. Waduk tersebut berfungsi mulai tahun 1982 dan pada dua belas tahun berfungsinya waduk tersebut telah mengalami proses sedimentasi sehingga kapasitas waduk menurun secara signifikan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan pembangunan sejumlah Bangunan Pengendali Sedimen (BPS) di beberapa sungai utama pada kawasan DAS hulu waduk tersebut. Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) Yogyakarta, pembangunan BPS dimulai pada tahun 1997 dan hingga tahun 2009 telah dibangun sebanyak enam buah BPS. Pembangunan BPS tersebut perlu di evaluasi signifikansinya terhadap penurunan sedimentasi yang terjadi setelah dilakukan pembangunan BPS tersebut.
Signifikansi pembangunan BPS dinilai berdasarkan hasil perhitungan sedimentasi pada dua utama DAS hulu Waduk Sempor dalam kurun waktu tahun 2000-tahun 2008. Sedimentasi sungai dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan sedimen suspensi (suspended load) dan sedimen dasar (bed load) pada dua utama. Perhitungan sedimen melayang dilakukan dengan persamaan regresi, sedangkan sedimen dasar dihitung menggunakan formula Meyer-Peter and Muller. Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan BPS cukup efektif menurunkan sedimentasi sungai sebesar 2,25 % dalam kurun waktu tersebut.
|