Abstrak/Abstract |
Limbah kulit pari tersamak dari proses pengolahan barang dan produk kulit dapat dimanfaatkan kembali (reuses) menjadi berbagai produk komersial bernilai ekonomi tinggi. Diversifikasi adalah pengembangan aneka produk dengan tujuan meningkatkan nilai tambah produk. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi produk serta tingkat penerimaan konsumen. Produk kulit pari diolah di CV. Fanri Collection, Jl. Kaliurang KM. 13,5 Slemen Yogyakarta. Parameter pengamatan yang dikaji yaitu nilai ekonomi produk dan tingkat penerimaan konsumen, dengan metode analisis finansial dan uji preferensi konsumen dari 100 responden. Tahapan proses pengolahan produk yaitu pemilihan kualitas bahan baku (limbah kulit pari tersamak), desain pola, penggrendaan kulit, penghalusan, pengecatan, pemotongan dan pembentukan pola, serta finishing. Berdasarkan hasil analisis finansial, ternyata nilai tambah produk yaitu cover handphone model oval = Rp 260.000/kg, cover handphone model kotak = Rp 396.000/kg, dan gantungan kunci = Rp 16.000/kg. Laba usaha = Rp 8.217.000 dengan nilai R/C rasio = 1,59 ; PBP = 0,6 tahun dan BEP = Rp 9.736.842 pada jumlah unit produk 55 item. Dari hasil uji preferensi konsumen (sekmen pasar), diketahui 26% mahasiswa menyukai cover handphone model oval, 39% cover handphone model kotak, dan 35% gantungan kunci. Pegawai UGM: 24% menyukai cover hanphone model oval, 38% cover handphone model kotak, dan 38% gantungan kunci. Dosen UGM: 29% menyukai cover hanphone model oval, 27% cover handphone model kotak, dan 28% gantungan kunci. Pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY: 28% menyukai cover handphone model oval, 35% cover handphone model kotak, dan 37% gantungan kunci. Sedangkan untuk wiraswasta: 28% menyukai cover handphone model oval, 38% cover handphone model kotak, dan 34% gantungan kunci. Faktor model serta kebutuhan mempengaruhi tingkat penerimaan konsumen.
|