| Abstrak/Abstract |
Penyakit autoimun adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh disregulasi
kekebalan tubuh. Di bidang dermatologi dan venereologi, penyakit autoimun tersering adalah
psoriasis dan vitiligo. Kedua penyakit ini sering ditemukan di dunia, dengan prevalensi pada
populasi umum untuk psoriasis 1-3% dan untuk vitiligo sebesar 0.1-2%. Psoriasis dan vitiligo
dikarakteristikkan sebagai penyakit yang multifaktorial dengan mekanisme yang kompleks,
dan predisposisi genetik serta faktor lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya
perkembangan penyakit.1 Karena pengaruhnya terhadap kualitas hidup dan adanya
komorbiditas yang menyertai, kedua penyakit ini masih menjadi tantangan di dunia, termasuk
di Indonesia. Berbagai studi telah membuktikan kaitan psoriasis dengan penurunan kualitas
hidup2, risiko mortalitas dini, dan juga peningkatan komorbiditas fisik dan psikologis, antara
lain artritis psoriatik, penyakit kardiovaskular, diabetes, ansietas, dan isolasi sosial. Selain itu,
karena perjalanan penyakit yang kronis, psoriasis dapat mempengaruhi hubungan sosial pasien,
produktivitas, dan karir.3 Hal yang sama juga dilaporkan pada kasus vitiligo, dimana pada
pasien yang bekerja dan memiliki lesi kulit vitiligo yang baru memiliki kemungkinan lebih dari
empat kali lipat untuk mendapatkan kejadian depresi. |
