Abstrak/Abstract |
Perkembangan ekonomi kreatif mempengaruhi kota dari berbagai aspek, yang kemudian menuntut kota untuk meningkatkan kompetensi dalam kreativitas. Hal ini juga mempengaruhi Yogyakarta yang dikenal sebagai kota tujuan pariwisata dan pendidikan. Karakteristik pendidikan di Yogyakarta selatan yang lebih mengarah ke seni dan budaya menumbuhkan potensi dibidang industri kreatif, salah satunya di Kampung Seni Nitiprayan yang dikenal sebagai tempat tinggal para seniman. Posisi wilayah yang strategis, berjarak 3 km dari pusat kota Yogyakarta serta termasuk dalam area aglomerasi kota membuat Nitiprayan tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kawasan dengan karakteristik rural- urban. Selain itu, adanya isu fenomena gentrification, yaitu keluarnya penduduk asli dan masuknya pendatang terutama yang berprofesi sebagai seniman dan pekerja seni, membuat perubahan pada setting fisik kawasan Nitiprayan dan sekitarnya. Untuk mengembangkan potensi Nitiprayan sebagai sebuah kluster kreatif, perlu adanya pengukuran mengenai prinsip-prinsip kluster kreatif berbasis seni (Art Based Creative District) di kawasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang membahas mengenai prinsip-prinsip kluster kreatif berbasis seni dengan melihat kondisi eksisting setting fisik yang ada di Nitiprayan dan sekitarnya. Hasil yang ada akan memperlihatkan celah antara prinsip-prinsip Art Based Creative District (ABCD) dan eksisiting yang terjadi di kawasan. |