| Abstrak/Abstract |
Sungai Musi merupakan ikon sekaligus nadi kehidupan Kota Palembang yang telah menjadi bagian penting dari sejarah dan peradaban masyarakat sejak abad ke-7 Masehi. Sungai ini tidak hanya berperan sebagai jalur transportasi utama, tetapi juga sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Berbagai aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Palembang sangat bergantung pada keberadaan Sungai Musi.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Sungai Musi menghadapi tekanan lingkungan yang semakin besar. Pencemaran air sungai menjadi salah satu permasalahan utama yang mengancam keberlanjutan ekosistem sungai dan kesehatan masyarakat. Sumber pencemaran berasal dari berbagai aktivitas, terutama limbah rumah tangga, sampah domestik yang dibuang langsung ke sungai, serta aktivitas transportasi air tradisional maupun modern yang berkontribusi terhadap pencemaran bahan bakar dan limbah lainnya.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai menjadi tantangan tersendiri. Banyak warga yang belum memahami dampak jangka panjang dari kebiasaan membuang sampah ke sungai atau limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik. Begitu pula dengan para pelaku transportasi sungai yang masih belum sepenuhnya menerapkan prinsip transportasi ramah lingkungan. Padahal, menjaga kelestarian Sungai Musi bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga menyangkut masa depan sosial, ekonomi, dan budaya kota Palembang. Sungai yang tercemar tidak hanya berdampak pada kualitas hidup masyarakat sekitar, tetapi juga mengurangi daya tarik wisata dan nilai historis sungai itu sendiri.
Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat dan pelaku transportasi sungai, serta mendorong terwujudnya perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah dan pencemaran sungai. Upaya ini juga menjadi bagian dari kontribusi akademik dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pelestarian sumber daya alam lokal. |
