| Penulis/Author |
Dr. Novita Erma Kristanti, S.T.P., M.P. (1) ; Dr. Nafis Khuriyati, S.T.P., M.Agr. (2); Dr.Eng. Agustinus Winarno, S.T., M.Eng. (3); Sintia Putri Pradita, S.T.P., M.Sc. (4) |
| Abstrak/Abstract |
Indonesia merupakan negara agragris yang saat ini mengembangkan pertanian organik. Upaya mewujudkan kedaulatan pangan merupakan komitmen pemerintah yang tiada henti dilakukan melalui peningkatan produksi padi. Strategi peningkatan produksi nasional saat ini dan kedepan ditempuh melalui peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal tanam, baik melalui peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun perluasan lahan baku sawah. Upaya tersebut optimis dapat direalisasikan karena tersedianya berbagai inovasi dan teknologi hasil penelitian, terutama yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), meskipun teknologi tersebut baru sebagian yang diterapkan oleh petani. Beras Organik JOSS merupakan komoditas unggulan yang dikembangan oleh 3 kelompok tani di desa Jatisarono, yaitu kelompok tani Tegal Mulyo, kelompok tani Jatingarang Lor dan kelompok tani Sri Jati dengan jumlah anggota sebanyak 150 petani. Beras organik yang dihasilkan oleh petani Jatisarono menjadi bagian utama pasokan beras organik JOSS yang sudah memiliki nomor register lembaga sertifikat organik dengan nomor 390-LSO-005-IDN-11-20. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah sistem pemasaran beras organik JOSS yang masih terbatas dalam lingkup lokal wilayah Kulon Progo dan masih minimnya akses pasar serta informasi terkait penjualan beras organik. Saat ini, penjualan ditargetkan untuk rumah makan dan beberapa konsumen umum, namun pemasaran tidak berjalan dengan lancar dan belum bersifat kontinyu atau penjualan berdasarkan pesanan yang ada sehingga dibutuhkan kemampuan akses pasar yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara lebih luas. Tujuan dari pengabdian masyarakat yaitu: (1) Meningkatkan perekonomian kelompok tani Desa Jatisarono, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo melalui peningkatan nilai tambah beras organik JOSS, (2) Melakukan edukasi pada kelompok tani beras organik JOSS terkait inovasi kemasan beras organik yang memberikan keamanan dan daya tarik produk , saluran pemasaran dan kemudahan akses pasar untuk peningkatan nilai tambah beras organik JOSS kelompok tani Desa Jatisarono, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo dan (3) Meningkatkan pengetahuan kelompok tani beras organik melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Jatisarono, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan pengabdian masyarakat di terdiri dari 4 kegiatan, yaitu :Sosialisasi dan penyuluhan tentang inovasi kemasan beras organik yang memberikan keamanan dan daya tarik produk, saluran pemasaran dan kemudahan akses pasar untuk peningkatan nilai tambah beras organik JOSS. Jangkauan penjualan beras Organik ditargetkan di minimarket atau swalayan KOSUDGAMA, KOPMA dan Minimarket UNY, Focus Discussion Group (FGD) untuk penentuan model kemasan yang tepat untuk beras organik JOSS dengan target pasar konsumen akhir (end user) terpilih untuk meningkatkan nilai tambah produk. FGD melibatkan tim ahli pengemasan, tim ahli pemasaran (akademisi UGM) dan pengelola kelompok tani Beras Organik, Workshop perancangan design kemasan beras Organik JOSS dengan melakukan brainstorming penentuan berbagai pilihan bahan kemasan dan ukuran kemasan dengan target luaran model alternatif kemasan beras organik JOSS, Diskusi dan Penyampaian Hasil Perancangan Design Kemasan dan Alternatif Penambahan area akses pemasaran beras organik JOSS sebagai usulan dan rekomendasi peningkatan daya saing usaha kepada internal control system Kelompok Tani Beras Organik Desa Jatisarono, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini akan memberikan manfaat besar bagi kelompok tani desa Jatisarono Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, khususnya peningkatan nilai tambah produk dan peningkatan pendapatan petani. |
