Abstrak/Abstract |
Gangguan kesehatan lambung secara umum dibagi menjadi dua yaitu sakit maag dan tukak lambung. Sakit maag atau gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti peradangan. Gastritis merupakan proses peradangan yang terbatas pada lapisan mukosa dan submukosa dinding lambung. Peradangan pada lambung dapat diakibatkan oleh sistem perlindungan mukosa lambung yang tidak mampu lagi melindungi lambung, akibat paparan yang terus-menerus oleh berbagai zat atau mikroorganisme yang merugikan. Asupan yang sesuai untuk penderita gangguan lambung adalah diet lunak yang tidak mengandung zat yang merangsang dinding lambung, namun mampu meningkatkan resistensi mukosa lambung yaitu melalui pembentukan dan sekresi mukosa lambung. Salah satu asupan yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah umbi garut. Umbi garut yang diolah bersama susu kambing ettawa dan gula kelapa (dengan merk OriflakesĀ®,) berdasarkan penggunaan di masyarakat diketahui memiliki pengaruh terhadap kesehatan lambung. Namun belum diketahui apakah Oriflakes mampu meningkatkan pembentukan atau sekresi mukosa lambung ataukah Oriflakes mampu sebagai pelapis mukosa lambung sehingga melindungi lambung terhadap asam lambung pada penderita sakit maag. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh Oriflakes pada kesehatan lambung (maag) dengan model hewan coba tikus melalui skema pendanaan Hibah Teknologi Tepat guna dari Universitas Gadjah Mada mengingat bahwa Oriflakes diproduksi oleh CV. Serelia Prima Nutrisia yang merupakan salah satu UMKM binaan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada. Manfaat dari penelitian ini adalah tersedianya landasan ilmiah secara praklinik mengenai Oriflakes sebagai nutrasetikal yang mampu menyembuhkan (memperbaiki) kondisi sakit maag.
Berdasarkan keterangan empiris (penggunaan di masyarakat) diketahui bahwa Oriflakes memiliki efek farmakologis pada penderita sakit maag. Para konsumen yang memiliki riwayat penyakit maag baik akut maupun kronis melaporkan adanya tingkat penyembuhan (perbaikan) terhadap sakit maag yang dideritanya setelah mengkonsumsi Oriflakes selam 1-2 bulan. Oriflakes diminum 2-3 x sehari @ 30 g pada pagi hari sebelum sarapan dan malam hari sebelum tidur (jika 2 x sehari), dan siang hari sebelum makan siang (jika 3 x sehari). Namun belum ada landasan ilmiah secara praklinik mengenai pengaruh pemberian Oriflakes yang mampu menyembuhkan (memperbaiki) kondisi sakit maag.
Populasi penelitian ini adalah tikus jantan galur Wistar yang dikembangkan di Fakultas Farmasi UGM. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 ekor tikus. Pengambilan sampel dilakukan dari populasi tikus secara acak sederhana, dengan kriteria inklusi, antara lain: jenis kelamin jantan, umur 2-3 bulan, berat badan 150-200 g, dan sehat (gerak aktif, nafsu makan baik) tidak ada kelainan anatomi. Kriteria eksklusi tikus mati sebelum tiba waktu observasi. Subyek penelitian ini adalah Oriflakes. Selain dilakukan uji praklinik pengaruh oriflakes pada lambung tikus, juga dilakukan uji toksisitas akut terhadap produk oriflakes.
Penggunaan obat-obat golongan Obat Anti Inflamasi Non Steroid seperti aspirin di masyarakat masih sangat tinggi. Obat ini dipakai untuk menanggulangi penyakit sendi degeneratif dan rheumatoid arthritis serta mengatasi rasa nyeri. Di samping kegunaan yang sesuai dengan indikasinya, obat ini mempunyai efek samping iritasi pada mukosa lambung, berakibat perdarahan lambung yang berakhir dengan timbulnya tukak lambung. Oleh karena itu pada penelitian ini OAINS yaitu aspirin digunakan untuk induksi sakit maag pada model hewan uji tikus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. produk oriflakes mampu memperbaiki kondisi sakit maag pada lambung tikus, 2. produk oriflakes termasuk ke dalam kategori relarif tidak toksik dengan LD50 lebih besar dari 2.000 mg/kg bb, dan 3. produk oriflakes tidak menimbulkan kematian pada hewan uji dan tidak memberikan pengaruh terhadap parameter uji toksisitas akut. |