Judul/Title | Pengembangan Predictive Analytics Tools untuk Peningkatan Efisiensi Kerja pada Perusahaan Asuransi Umum |
Penulis/Author | |
Tanggal/Date | 2023 |
Abstrak/Abstract | Standar akuntansi pelaporan keuangan yang seringkali berbeda membuat para investor maupun analis sulit untuk menggunakan laporan keuangan sebagai alat untuk menganalisis kinerja suatu perusahaan asuransi lintas negara. Secara internasional, sejak tahun 2005 perusahaan asuransi dunia sepakat menggunakan suatu standar laporan keuangan (International Financial Accounting Standard (IFRS)) diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) yang dapat digunakan secara global. Pengembangan IFRS telah memasuki tahap baru dengan diperkenalkannya IFRS 17 menggantikan standar keuangan sebelumnya yang dipandang bahwa pencatatan tidak mencerminkan karakteristik ekonomi dan risiko secara tepat waktu. Perubahan paling mendasar yakni dalam hal pengukuran liabilitas dan pengakuan laba. Penerapan IFRS 17 di Indonesia, yang diadopsi dalam Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK) 74, akan segera diterapkan pada 1 Januari 2025. Perusahaan asuransi di Indonesia harus mulai mempersiapkan diri sebelum IFRS 17 diterapkan secara nasional. Diharapkan dengan penerapan ini akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan terutama dalam membangun sistem data yang lebih akurat, detail, dan cepat. Manfaat tersebut akan terasa dalam jangka panjang dan akan membantu perusahaan dalam transformasi manajemen data di perusahaan asuransi, serta mulai menggantikan proses-proses manual. Sistem data yang lebih terintegrasi dan membutuhkan sedikit data re-entry memungkinkan perusahaan untuk mengurangi kemungkinan risiko yang akan dihadapi. Tantangan utama yang dihadapi dalam pengimplemantasiannya di Indonesia adalah bahwa IFRS 17 merupakan sesuatu yang baru dan secara mendasar mengubah penyajian pelaporan keuangan asuransi, kemampuan perusahaan untuk memahami risiko yang dikelolanya menjadi sangat penting disini. Situasi ini diperumit dengan fakta bahwa dibutuhkan kerjasama aktuaris dan profesional IT serta data untuk memberikan solusi end-to-end IFRS 17 yang layak (dimulai dari sumber data hingga penulisan laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS 17). Dari sisi aktuaria, pemberlakuan IFRS 17 adalah cerminan kebutuhan penggunaan actuarial model standard (model aktuaria) dan risk application yang masif. Perusahaan diharapkan mampu mengidentifikasi risiko dari produk yang mereka tawarkan lebih detail dan tercermin dalam laporan keuangan. Perusahaan harus menunjukkan dengan jelas dari setiap penerimaan preminya, berapa yang merupakan kewajiban di masa yang akan datang dan mana yang merupakan laba. Dalam hal ini diperlukan pemahaman yang cukup baik dalam proyeksi kewajiban di masa yang akan datang dan model-model yang mendukungnya. PT Asuransi Tugu Pratama Tbk (Tugu Insurance) sebagai salah satu perusahaan asuransi umum, saat ini sedang melakukan persiapan dan pembenahan modeling untuk implementasi IFRS 17 ini. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan sinergi yang baik dengan peran masing-masing, industri dan akademisi, dalam menyiapkan komponen dalam IFRS 17 yang lebih reliable. Inovasi ini akan menggabungkan kekuatan modeling yang biasa dilakukan dalam pemecahan masalah-masalah aktuaria dan kekuatan data science (dalam hal ini predictive analytics) yang menitikberatkan pada analisis data besar. Inisiatif ini lebih lanjut akan menjadi jembatan untuk pengembangan otomatisasi pada kerja-kerja aktuaria di masa depan. Selain membantu mempercepat proses kerja, pelibatan pendekatan predictive analytics dapat memudahkan integrasi dan evaluasi sistem. Kedua hal ini sangat penting dalam mendukung pengembangan ekonomi digital bidang asuransi di masa depan. Walaupun produk Actuarial Engine sudah ada di pasaran, produk tersebut tidak memberikan informasi yang detail terkait dengan model dan metodologinya terutama untuk data di Indonesia. |
Bahasa Asli/Original Language | Bahasa Indonesia |
Level | Nasional |
Status |