Penulis/Author |
Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D. (1); Ir. Deva Fosterharoldas Swasto, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM. (2); Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A. (3); Doddy Aditya Iskandar, S.T., MCP, Ph.D (4); Widyasari Her Nugrahandika, S.T., M.Sc. (5); Jimly Al Faraby, S.T., M.Sc., Ph.D. (6); Ratna Eka Suminar, S.T., M.Sc. (7); Zulfikar Dinar Wahidayat Putra, S.T., M.Sc. (8); Dhimas Bayu Anindito, S.T., M.Sc. (9); Sri Tuntung Pandangwati, S.T., MUP., Ph.D. (10); Iwan Suharyanto, S.T., M.Sc. (11); Santi Kumala Sari, S.E. (12); Nasuti (13) |
Abstrak/Abstract |
Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tanggal 20 Oktober 2010 telah menghancurkan dan melumpuhkan seluruh aktivitas dan kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar area tersebut. Bencana tersebut telah mengakibatkan kerugian, baik korban jiwa maupun harta benda. Kerusakan yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Merapi juga berdampak tidak hanya pada beberapa sektor fisik yang meliputi sektor permukiman, pertanian, infrastruktur, serta sosial ekonomi, tetapi juga lintas sektor yang mengakibatkan terganggunya aktivitas dan layanan umum di sekitar gunung Merapi. Di samping risiko bencana erupsi gunung Merapi, pandemi COVID-19 juga menyebabkan rendahnya laju pertumbuhan perekonomian nasional (Suryahadi et al., 2020), termasuk perekonomian Provinsi DIY. Rendahnya laju pertumbuhan perekonomian ini juga menjadi sinyal menurunnya daya beli masyarakat. Salah satu akibatnya adalah berkurangnya daya beli terhadap kebutuhan pangan sehari-hari. Melemahnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari bisa juga berdampak kepada turunnya asupan nutrisi masyarakat.
Risiko bencana erupsi gunung Merapi serta pandemi COVID-19 mengancam berjalannya sistem penyediaan pangan di sebuah wilayah. Salah satu instrumen yang dapat meningkatkan ketahanan pangan komunitas adalah dengan memproduksi pangan sedekat mungkin dengan penduduk. Kebun pangan (food garden) yang dikembangkan pada halaman rumah ataupun pada area-area yang dekat dengan komunitas dapat memperpendek rantai distribusi pangan. Dusun Balong yang termasuk ke dalam wilayah administrasi Desa Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman merupakan salah satu dusun yang memiliki risiko tinggi terdampak bencana erupsi Gunung Merapi. Pengabdian masyarakat di dusun ini merupakan sebuah upaya kolektif yang melibatkan warga dusun, perangkat dusun, pemerintah, sektor swasta, dan juga universitas dalam mengatasi permasalahan yang muncul akibat pandemi maupun memitigasi risiko bencana yang ditimbulkan erupsi Gunung Merapi terutama di bidang pangan. Kegiatan yang akan dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini antara lain adalah mengadakan pelatihan dan membuat percontohan kebun pangan. Hasil dari pengabdian ini diharapkan dapat sewaktu-waktu dipraktekkan dan hasil dari kebun dapat dipanen serta dikonsumsi. Selain itu pembuatan upaya kolektif dalam bentuk kebun pangan dapat meningkatkan pemasukan bagi dusun. Selain itu, hubungan sosial antar pemangku kepentingan juga dapat meningkat seiring dengan bergeraknya perekonomian kolektif di dusun tersebut. |