Abstrak/Abstract |
Produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) di Indonesia masih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan konsumen akan sayuran ini yang selalu meningkat setiap tahunnya. Keadaan ini masih diperparah dengan tingginya serangan virus di beberapa lokasi sentral budidaya sayuran ini. Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa bawang merah di Yogyakarta dan Brebes telah teridentifikasi beberapa macam virus antara lain Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV), Shallot Latent Virus (SLV) dan Leek Yellow Stripe Virus (LYSV). Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa bawang merah dan bawang putih di Indonesia telah terinfeksi 87% oleh OYDV dan 19% LYSV.
Berdasarkan hal di atas, maka untuk menunjang program pemuliaan dalam meningkatkan produksi dan kualitas bawang merah di Indonesia diperlukan suatu pengembangan metode skrining ketahanan tanaman bawang merah terhadap virus sebagai langkah awal dalam memperoleh kultivar-kultivar bawang merah yang tahan virus. Metode yang akan diterapkan dalam skrining ketahanan bawang merah terhadap virus pada penelitian ini adalah Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
Penelitian ini akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu untuk tahun ke-1 dilakukan survey dan pengambilan sampel serta pengamatan tanaman bawang merah yang menunjukkan gejala terserang virus di delapan (8) wilayah di tiga (3) propinsi (DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), koleksi bibit kultivar bawang merah dan pengamatan bibit bawang merah yang dikecambahkan yang menunjukkan gejala terserang virus, dan identifikasi isolat virus bawang merah dengan teknik enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Target yang dicapai pada penelitian tahun ke-1 adalah memperoleh koleksi kultivar bawang merah yang tahan dan tidak tahan terhadap virus dan memperoleh isolat virus. Adapun untuk penelitian tahun ke-2, yaitu inokulasi virus, ekstraksi RNA virus, dan skrining ketahanan bawang merah terhadap virus dengan RT-PCR. Target yang akan dicapai pada tahun ke-2 adalah memperoleh RNA isolat virus dan memperoleh metode untuk mendeteksi ketahanan bawang merah terhadap virus secara cepat dan akurat.
Hasil penelitian pada tahun ke-1 menunjukkan bahwa tanaman bawang merah kultivar Tawangmangu Biru yang disurvey dari Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa-Tengah dan bibit bawang merah kultivar Philiphine Bima yang dikoleksi dari Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY positif terkena OYDV. Pada penelitian ini tidak ditemukan tanaman maupun bibit bawang merah yang positif terkena SLV. Selanjutnya isolat virus yang diperoleh dari kultivar bawang merah yang terkena OYDV disimpan dan digunakan untuk penelitian tahun ke-2. Pada penelitian di tahun ke-2, isolat virus OYDV tersebut selanjutnya diinokulasikan pada enam belas kultivar bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultivar-kultivar bawang merah tersebut memperlihatkan gejala mozaik dengan strip berwarna kuning. Selanjutnya tanaman-tanaman bawang merah yang telah diinokulasi dengan isolat virus OYDV diuji secara serologi dengan teknik enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) untuk mengetahui macam kultivar apa saja yang tahan dan tidak tahan terhadap virus OYDV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam belas kultivar bawang merah yang diinokulasi, enam kultivar memperlihatkan resistensi terhadap virus OYDV dan sebelas kultivar tidak tahan terhadap virus OYDV. Tahap selanjutnya dilakukan ekstraksi RNA dari kultivar-kultivar bawang merah yang telah diinokulasi dengan virus OYDV dan selanjutnya dilakukan skrining ketahanan tanaman bawang merah dengan menggunakan RT-PCR. |