Abstrak/Abstract |
Tanaman kacang-kacangan banyak ditanam karena bijinya mengandung kadar protein yang tinggi. Adapun jenis tanaman kacang-kacangan yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, sedangkan kacang tunggak masih belum banyak diketahui dan dibudidayakan oleh petani. Kacang tunggak mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat mengendalikan gulma, mengontrol erosi dan tahan naungan (Valenzuela dan Smith, 2002). Kelebihan lain dari kacang tunggak yaitu umumnya dapat ditanam di lahan kering pada musim kemarau, namun dapat pula di lahan sawah setelah padi. Hal ini terkait dengan salah satu sifat unggul kacang tunggak yang lebih toleran terhadap kekeringan dibanding jenis kacang-kacangan lainnya (Haliza et al., 2010). Kacang tunggak yang memiliki sifat tahan terhadap kekeringan sangat cocok untuk dikembangkan di wilayah tropis, salah satunya di wilayah Indonesia. Hal tersebut menimbang tidak semua wilayah di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau mempunyai kecukupan air yang berlebih, sehingga para petani tidak akan khawatir akan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tunggak. Namun demikian, kacang tunggak memiliki produksi hijauan yang relatif rendah serta produksi biji yang sedikit. Penelitian sebelumnya menurut Umami (unpublished) menunjukkan bahwa produksi biomassa Vigna unguiculata L. yaitu 2,02 ton BK/ha pada panen pertama dengan kadar BK 13,56 % dan kadar BO 88%. Produksi biomassa pada panen kedua yaitu 3,06 ton
BK/ha dengan kadar BK 14,29 % dan kadar BO 90,33%. Rata-rata produksi biomassa Vigna unguiculata L. adalah 2,54 BK/ton/ha. |