Penulis/Author |
Dr. Yeni Widyana Nurchahyani Ratnaningrum, S.Hut.M.Sc. (1) ; Prof. Dr. Ir. Mohammad Na`iem, M.Agr.Sc. (2); Ir. Sri Danarto, M.Agr. (3); Dr. Ir. Sapto Indrioko, S.Hut., M.P., IPU. (4); Dr. Ir. Dwi Tyaningsih Adriyanti, M.P. (5); Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU. (6) |
Abstrak/Abstract |
Indonesia bagian Tenggara merupakan origin seluruh cendana di dunia, yang status
kelangkaannya dalam IUCN Red List terus meningkat. Kegagalan reproduksi cendana di
seluruh dunia terjadi karena permasalahan yang sama yaitu penurunan ukuran populasi dan
rendahnya basis genetik. Kemunculan raslahan cendana di Gunung Sewu, kawasan pegunungan
kapur seluas 1300 km2 di pulau Jawa, menjadi sumber yang menjanjikan untuk rehabilitasi
cendana. Penelitian pendahuluan menemukan bahwa raslahan berbasis genetik luas memiliki
kemampuan reproduksi tinggi. Sebaliknya, basis genetik sempit dan fragmentasi
mengakibatkan turunnya keragaman genetik, berubahnya sistem perkawinan menjadi
inbreeding, terputusnya aliran gen, serta kegagalan reproduksi. Cendana cenderung berkawin
silang, dan hasil terbaik diperoleh dari persilangan genotip berbeda dalam varian yang sama.
Sepanjang tahun 2009-2014 telah diidentifikasi induk dengan alel langka, crossing-ability
dan/atau Reproductive Success tinggi. Telah dicoba perbanyakan pada skala green house,
namun belum diuji pada skala lapangan atau produksi massa.
Desa Petir yang terletak di kawasan karst di Zona Selatan Gunung Sewu merupakan salah satu
desa dengan populasi cendana terbesar di Gunung Sewu, yaitu sekitar 78 ha. Permudaan alami
cendana, yang telah dijumpai sejak tahun 1970-an, tersebar secara alami di 13 dusunnya, menempati
bukit, hutan dan tegalan milik masyarakat. Belum pernah dilakukan kegiatan konservasi dan
pembudidayaan yang terintegrasi dengan penerapan prinsip-prinsip biodiversitas, sedangkan di sisi
lain, pemanenan kayu cendana masih terus berlanjut. Sepanjang tahun 2014 hingga 2016, pernah
dilakukan PKM Kewirausahaan oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM, yang dilanjutkan
pengabdian dengan sumber dana dari Pemda DIY. Dari beberapa kegiatan tersebut, telah dilakukan
survei lokasi yang potensial sebagai sumber benih, penyuluhan budidaya cendana secara generatif,
serta pembangunan persemaian sederhana. Beberapa hal yang menjadi hambatan keberhasilan, antara
lain adalah rendahnya tingkat perkecambahan dan survival semai di lapangan, dikarenakan rendahnya
kualitas benih, yang dimungkinkan karena faktor genetik. Di samping itu, telah dilakukan pula
beberapa penelitian tentang variasi genetik, morfologi dan reproduksi cendana di Desa Petir.
Dengan mempertimbangkan kegiatan pengabdian dan penelitian yang telah dilakukan di
Desa Petir, maka sangat dibutuhkan kegiatan lebih lanjut, terutama yang berhubungan dengan
penguatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya konservasi biodiversitas, transfer
teknologi untuk penggunaan benih berkualitas fisis, fisiologis dan genetis unggul, serta
peningkatan keterlibatan masyarakat untuk pelestarian dan pengembangan cendana yang
berkelanjutan. Kegiatan pengabdian bertajuk PENGEMBANGAN DEMPLOT BERBASIS
OPTIMALISASI OUTCROSSING UNTUK PERLUASAN BASIS GENETIK CENDANA
DI KAWASAN KARST PETIR, GUNUNG SEWU ini akan mengikuti peta jalan yang telah
dirancang selama tiga tahun. Kegiatan pada tahun pertama telah selesai dilakukan, yang
meliputi (1) perbanyakan material genetik dari induk terpilih (beralel langka, crossing-ability
dan/atau Reproductive Success tinggi) secara reproduktif dan vegetatif, dan (2)
penyempurnaan sarana-prasarana untuk kegiatan konservasi dan produksi massa. Pada tahun
kedua, telah dilakukan (1) uji keberhasilan perbanyakan generatif dan vegetatif dari induk
terpilih, dan (2) pembangunan demplot pertanaman berbasis optimalisasi perkawinan
outcrossing. Pada tahun ketiga ini, akan dilakukan (1) pemapanan crossing design pada skala
lapangan, dan (2) penguatan kelembagaan yang mandiri dengan supervisi dari Fakultas
Kehutanan UGM. |