Abstrak/Abstract |
Survei batimetri (kedalaman) perairan (laut, sungai, kanal, bendungan, danau, waduk) pada umumnya menggunakan kapal/perahu konvesional yang padanya dilengkapi dengan alat pengukur kedalaman (echosounder) dan alat pengukur posisi kapal yaitu GPS (Global Positioning System) receiver, alat yang dapat menerima sinyal-sinyal dari sateli GPS untuk tujuan penentuan posisi kapal. Untuk survei batimetri di wilayah yang sempit, berkelok-kelok,penggunaan kapal/perahu survei konvensional menjadi tidak efektif dan fleksibel terkait dengan manuver, mengikuti kelokan dan jalur-jalur survei yang direncanakan. Sebagai alternatif, perahu kecil/model yang dioperasikan dari jauh atau disebut sebagai ROV (Remotely Operated Vehicle) digunakan untuk mengukur perairan tersebut. Penelitian sebelumnya telah berhasil membuat model perahu ROV berbahan fiber dengan bentuk katamaran dengan dimensi: panjang 75 cm, lebar 50 cm dan tinggi 20 cm. Model ini telah berhasil bergerak dengan kendali jarak jauh, berpindah jalur secara ideal dengan jarak antar lajur sebesar < 7,5 m, mencatat koordinat titik pemeruman tiap 0,5 m. Namun demikian, model ini mempunyai keterbatasan dalam hal durasi pengukuran yang terbatas, sehingga terkendala bila diaplikasikan untuk pengukuran daerah yang luas. Selain itu, kombinasi propeller dengan kapasitas kecil dan bentuk katamaran membuat gerakan kapal lambat dan kurang fleksibeldalam bermanuver. Pergerakan ROV masih tergantung pada operator. Usulan proposal ini dimaksudkan untuk mengembangkan model ROV sebelumnya dalam hal kestabilan wahana ROV, bahan/material kapalmodel, kecepatan gerak, fleksibilitas manuver, kemampuan menampung beban payloads (peralatan dan perlengkapan pengukuran) yang cukup berat, dan penerapan sistem autopilot. Sistem yang akan dinamai dengan AROSsel (Autonomous Remotely Operated Vehicle of Surface Vessel) diharapkan dapat memperbaiki kelemahan pada sistem ROV sebelumnya. |