Abstrak/Abstract |
Epidemi tembakau mengancam kesehatan masyarakat di dunia dengan menyebabkan 8 juta kematian
setiap tahunnya. Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbesar di Asia Tenggara yaitu
sebesar 65,19 juta perokok. Data Riskesdas 2018 prevalensi perokok usia ≥ 10 tahun di Indonesia
mencapai 28,8%. Oleh karena itu, diperlukan upaya dan strategi pengendalian tembakau yang telah
terbukti global mampu mengurangi perilaku merokok. Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
terbukti efektif secara global dalam pengendalian tembakau.
Data di Indonesia sebesar 86% kabupaten/kota telah menerapkan kebijakan tersebut. Kabupaten
Berau di Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki dan menerapkan kebijakan
KTR, namun masih terdapat tantangan dalam implementasinya. Sebaliknya, Kabupaten Temanggung
dikenal sebagai kota tembakau dikarenakan merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbaik
dan terbesar di Indonesia, yang membuatnya juga menghadapi tantangan dalam proses
pengembangan kebijakan KTR. Artinya daerah yang telah mengimplementasikan dan sedang
mengembangkan KTR terdapat tantangan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga
perlu dianalisis faktor-faktor yang memengaruhi dalam pengembangan dan implementasi KTR
khususnya di daerah penghasil tembakau dan bukan penghasil tembakau.
Tujuan Penelitian :
Mengeksplorasi pengembangan dan implementasi kebijakan KTR di kota tembakau Kabupaten
Temanggung dan kota non tembakau Kabupaten Berau.
Metode Penelitian :
Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus deskriptif (descriptive case
study). Informan penelitian terdiri dari stakeholder terkait pengembangan dan implementasi
kebijakan KTR di Kota Tembakau Kabupaten Temanggung dan non kota tembakau Kabupaten Berau
yang dipilih secara purposive sampling opportunistic. Data akan dikumpulkan dengan cara
wawancara mendalam, observasi dan tinjauan dokumen. Analisis data menggunakan analisis konten
yang terdiri dari penyusunan transkrip, mengkoding, mengkategori, menyajikan data serta
menentukan kesimpulan. Keabsahan data dijalankan dengan triangulasi sumber data serta metode,
member checking dan peer debriefing. |