Pengelolaan hama tikus terpadu pada lahan padi di Kapanewon Minggir menggunakan burung hantu (Tyto spp.) sebagai musuh alami
Penulis/Author
Dr. Adyatma Irawan Santosa, S.P., M.Sc. (1); Prof. Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc. (2); Dr. Suputa, S.P., M.P. (3); Prof. Dr. Ir. Siwi Indarti, M.P. (4); Prof. Dr. Ir. Y. Andi Trisyono, M.Sc. (5); Prof. Dr. Ir. Fransiscus Xaverius Wagiman, S.U. (6); Prof. Dr. Ir. Edhi Martono, M.Sc. (7); Prof. Dr. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, M.P., M.Sc. (8); Diah Fitria Widhiningsih, S.P., M.Sc. (9)
Tanggal/Date
2 2022
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract
Pola peningkatan produksi padi di Indonesia sering menghadapi kendala adanya serangan OPT, terutama yang dari jenis mampu bereproduksi tinggi dan bermigrasi secara cepat, semisal tikus (Rattus spp.). Sedangkan pengendalian tikus menggunakan bahan kimia dapat mencemari lingkungan dan sering tidak efektif karena serangan bisa tikus terjadi pada semua fase tanaman padi. Dengan demikian, penerapan konsep PHT lanskap yang berskala luas dapat dibantu dengan pemanfaatan musuh alami tikus berupa burung hantu (Tyto spp.). Kapanewon Minggir yang merupakan salah satu sentra produksi padi berpotensi untuk dijadikan Kapanewon PHT binaan dengan pendampingan pakar di bidang HPT, Tanah, dan Sosial Pertanian dari Faperta, UGM. Sehingga ke depannya petani di kapanewon ini dapat menerapkan pengendalian tikus yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan burung hantu. Pada awal pelaksanaan PKM, akan dilakukan pemetaan area yang banyak mendapat serangan hama tikus, kemudian akan dipasang rubuha pada lokasi strategis yang diharapkan mampu menarik dan meningkatkan populasi burung hantu yang sudah ada. Apabila dalam monitoring selanjutnya populasi burung hantu tetap masih rendah, akan dilakukan penambahan bibit burung hantu dengan cara pembelian dari penangkar. Data, hasil analisis, dan pelaksanaan PKM ini akan disampaikan dalam sebuah rekomendasi untuk petani Kapanewon Minggir, manuskrip Book Chapter, dan laporan akhir.