Penulis/Author |
FAJAR AJIMUKTI A (1); Prof. Dr. Ir. Kustantinah, DEA., IPU (2) ; Prof. Dr. Ir. Zuprizal, DEA., IPU., ASEAN Eng. (3); Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (4); R. Edwin Indarto, S.Pt., M.P. (5); Insani Hubi Zulfa, S.Pt., M.Sc. (6); Ir. Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (7) |
Abstrak/Abstract |
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi hijauan pakan ternak berdasarkan kandungan tanin dan produksi gas
hasil fermentasi. Hijauan pakan yang diteliti meliputi rumput dan legum. Pengukuran produksi gas hasil fermentasi
mikroba dilakukan secara in vitro, sebagai sumber mikroba diambil cairan rumen dari sapi Peranakan Ongole (PO).
Pengukuran kandungan tanin meliputi pengukuran total tanin, total fenol, dan tanin terkondensasi. Penambahan
polyethylene glycol (PEG) berbanding 1:1 dengan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai degradasi teori
(DT%) 10 spesies hijauan pakan baik kontrol (Non PEG) maupun dengan PEG menunjukkan perbedaan nyata
(P<0,05) berdasarkan produksi gas hasil fermentasi. Pengukuran aktivitas senyawa tanin menunjukkan perbedaan
nyata (P<0,05) yang ditandai dengan naiknya produksi gas setelah penambahan PEG. Nilai DT% tertinggi pada
kontrol adalah turi putih (56,45 ± 0,66%), sedangkan setelah ditambahkan PEG kenaikan tertinggi adalah kaliandra
(12,26%) diikuti lamtoro (11,30%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selain serat kasar, senyawa
tanin yang dikandung dari masing-masing hijauan pakan membatasi aktivitas mikrobia rumen dalam mendegradasi
pakan. Hal tersebut dibuktikan dengan menginaktifkan tanin menggunakan PEG. Akan tetapi, tanin yang dikandung
dari masing-masing hijauan pakan belum tentu linier dengan aktivitas biologis tanin yang diukur dengan penambahan
PEG. |