Abstrak/Abstract |
Pada era pembangunan di segala bidang seperti saat ini, kebutuhan akan pemetaan teliti terus menginkat.
Bukan hanya pemetaan cepat yang diperlukan tetapi juga pemetaan yang akurat. Untuk memberikan
gambaran permukaan bumi teliti dalam 3D, pemetaan menggunakan metode LiDAR menjadi metode yang
paling cepat dan efektif. Akan tetapi metode ini menggunakan bidang referensi tinggi ellipsoid, yang
merupakan model matematis pendekatan permukaan bumi. Akibatnya sistem tinggi ini akan kurang
mencerminkan kondisi bumi yang sebenarnya. Terlebih apabila pemetaan teliti ini dilakukan pada daerah
gambut yang sangat luas dan sangat datar. Untuk itu diperlukan bidang referensi lain yang lebih mendekati
kondisi permukaan bumi, dan mencerminkan kondisi fisik air, diantaranya permukaan air laut rata-rata
(MSL) dan model geopotensial global (MGG). Secara teori, MSL dan MGG akan saling berimpit, akan
tetapi dalam kenyataannya keduanya tidak berimpit dan terdapat jarak vertikal yang disebut sebagai mean
dynamic model (MDT). DMT akan nampak dalam pengamatan secara sekup terbatas atau lokal. Dengan
memberikan koreksi MDT tersebut, maka akan bisa ditentukan bidang referensi tinggi yang paling tepat
untuk area pemetaan termasuk di area gambut. Penelitian ini mencoba menentukan metode yang paling
efektif dalam penentuan bidang referensi tinggi yang paling sesuai untuk area gambut, sehingga bisa
digunakan dalam pemodelan alirann air. Penentuan bidang referensi tinggi ditentukan dengan melakukan
pengamatan pasang surut laut di beberapa stasiun pengamatan secara kontinyu. Pengamatan dilakukan
dalam durasi 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan 3 tahun mengukuti kondisi ketersediaan data di masing-masing
stasiun tersebut. Model MGG didapatkan dari http://icgem.gfz-potsdam.de, yang akan menyajikan data
model undulasi untuk setiap model MGG. Besarnya undulasi bidang ellipsoid terhadap bidang geoid
(MGG) didapatkan dari data pengukutan tinggi GNSS dan data MGG. Data pengukuran beda tinggi
menggunakan penyipat datar antara peilschaal dan BM Pasut diperlukan dalam penentuan MDT. Dengan
didapatkannya MDT untuk masing-masing statiun pasang surut, maka penyesuaian MGG untuk area
gambut secara keseluruhan bisa dilakukan. MGG yang paling sesuai adalah MGG yang setelah
dilakukannya penyesuaian untuk seluruh area gambut, akan menghasilkan deviasi tinggi yang paling kecil
di seluruh area. Untuk semua area gambut di Pulau Sumatera, MGG yang paling sesuai adalah EGM2008
yang juga digunakan sebagai bahan dalam penentuan InaGEOID di Indonesia. |