Abstrak/Abstract |
Pada kurun waktu tahun 2011 sampai 2015 terjadi 2425 kejadian bencana gerakan tanah di wilayah Indonesia Salah satu wilayah yang sering terdampak bencana gerakan tanah di Indonesia adalah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak tahun 2015 hingga tahun 2018 terjadi lebih dari 200 longsor yang merugikan. Kecamatan yang sering terdampak gerakan tanah adalah Kecamatan Samigaluh. Maka dari itu diperlukan zonasi kerentanan gerakan tanah pada daerah tersebut dengan skala detail 1:25.000. Metode penelitian yang digunakan adalah weights of evidence, dengan parameter kemiringan lereng, batuan penyusun lereng, tata guna lahan, tata air lereng, dan jarak dari struktur geologi. Semua parameter dibagi menjadi kelas-kelas yang akan dihitung bobotnya. Bobot pada kelas masing masing parameter terbagi menjadi bobot terjadinya gerakan tanah pada kelas (W+) dan bobot tidak terjadinya longsor (W-). Kedua nilai bobot dikurangkan sehingga dihasilkan bobot akhir (C). Dari 5 parameter yang digunakan, dihasilkan zona kerentanan gerakan tanah 4 kelas, yaitu zona kerentanan sangat rendah, zona kerentanan rendah, zona kerentanan menengah, dan zona kerentanan tinggi. Validasi terhadap model dan prediksi gerakan tanah dengan perhitungan area under curve. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai area under curve pada model peta zonasi 0.92 tergolong baik, dan nilai 0.93 pada prediksi gerakan tanah tergolong sangat baik. Berdasarkan penelitian desa yang paling rawan terjadi gerakan tanah adalah Desa Kebonharjo dan desa yang memiliki kerentanan paling rendah adalah Desa Purwoharjo. |