Penulis/Author |
Ir. Retno Nur Utami, M.P. (1) ; Dr. Kaharuddin, S.Hut., M.Si. (2); Mukhlison, S.Hut., M.Sc. (3); Ferrieren Curassavica Arfenda, S.Hut., M.Sc. (4); Dr. rer. silv. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc. (5) |
Abstrak/Abstract |
Desa Ngleri, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul merupakan satu dari
4 (empat) desa terdekat, yang berlokasi di sekitar KHDTK Wanagama, yang masih
memerlukan peran dan kontribusi dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, untuk
membantu meningkatkan kapasitasnya, sehingga semakin mampu menghadapi berbagai
dinamika pembangunan, termasuk pembangunan pariwisata, khususnya ekowisata.
Sesuai dengan aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya pembangunan
pariwisata di wilayahnya, maka minimal diperlukan modal pengetahuan dan kemampuan
dalam mengenali dan menilai potensi ekowisata di desanya. Yang menjadi masalah
adalah masyarakat merasa desanya cukup potensial untuk dikembangkan sebagai daerah
tujuan wisata, bahkan ditandai dengan telah terbentuknya Pokdarwis, namun di sisi lain
masyarakat belum teruji seberapa jauh tingkat kesiapannya untuk menjadi pihak tuan
rumah sekaligus penyelenggara pariwisata di desanya.
Oleh sebab itu, diperlukan solusi melalui pemberian pelatihan, praktik, dan focus
group discussion (FGD), yang ketiganya dipercaya dapat membantu meningkatkan
kesiapan dan kapasitas masyarakat Desa Ngleri dalam menyongsong terwujudnya
wacana pembangunan pariwisata/ekowisata di wilayah desanya. Adapun tujuan spesifik
dari dilakukannya pelatihan adalah agar masyarakat paham prinsip-prinsip yang
mendasari pembangunan ekowisata. Selanjutnya, tujuan spesifik dari diadakannya
praktik adalah agar masyarakat memiliki bekal keterampilan dalam melakukan
inventarisasi dan menilai potensi ekowisata, baik yang menyangkut sumberdaya alam,
buatan, dan budaya, termasuk aksesibilitas, dan amenitasnya. Akhirnya, pengadaan FGD
memiliki tujuan spesifik agar masyarakat semakin terbuka perspektifnya tentang
perlunya integrasi dan koordinasi antar sektor dalam pembangunan pariwisata/ekowisata,
sehingga lebih siap menghadapi tantangan dan dinamika di masa depan ketika misalnya
pembangunan pariwisata/ekowisata di Desa Ngleri dapat terwujud di suatu waktu.
Jika melihat keterbukaan, kekooperasian, dan antusiame masyarakat Desa Pitu
dalam menerima kehadiran orang luar termasuk menerima berbagai pembekalan
pengetahuan dan keterampilan dari pihak luar, maka peluang tercapainya ketiga tujuan
spesifik di atas. cukup besar. |