Penulis/Author |
Prof. Dr. Techn. Ahmad Ashari, M.I.Kom. (1) ; Bakhtiar Alldino Ardi Sumbodo, S.Si., M.Cs. (2); Prof. Dr. Ir. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc. (3); Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs. (4); Dr. techn. Aufaclav Zatu Kusuma Frisky S.Si., M.Sc. (5); Oskar Natan, S.ST., M.Tr.T., Ph.D. (6); Dr. Danang Lelono, S.Si., M.T. (7); Muhammad Idham Ananta Timur, M.Kom. (8); Dr. Agfianto Eko Putra, M.Si. (9); Faizah, S.Kom., M.Kom. (10); Nia Gella Augoestien, S.Si., M.Cs. (11); Mahbub Ramadhan Al Fitri, S.Tr.T. (12); Venoruton Budi Irmawan, S.T. (13); Aris Fakhrudin, A.Md. (14); ARDI YUSRI HILMI (15); ZAKY NUR IHSAN (16); PETRUS CAELESTINUS P (17); Ferdian Arvin Nayandra (18); Achmad Husein (19); Alfahri Rifki Fahrezi (20); Paholo Iman Prakoso, S.Psi. (21) |
Abstrak/Abstract |
Kalurahan Karangtalun merupakan salah satu kalurahan di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi utama Kalurahan Karangtalun yaitu di bidang pertanian tanaman padi, perikanan, dan kebudayaan. Pada musim hujan, para petani di Kalurahan Karangtalun masih mengalami kurangnya pasokan air untuk keperluan pengairan sawah. Pengairan lahan pertanian masih mengandalkan air hujan. Walaupun sudah ada saluran irigasi, namun debit aliran airnya kecil, sehingga mempengaruhi hasil produksi pertanian tahunan.
Permasalahan kurangnya pasokan air ini menyebabkan proses pembangunan desa belum optimal. Guna mewujudkan tujuan pembangunan desa yang berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), pemetaan foto udara dapat dijadikan acuan perangkat kalurahan didalam mendesain dan membangun saluran pengairan daerah pertanian di Kalurahan Karangtalun. Luasnya area kalurahan yaitu sebesar 121,2 ha, membuat hambatan tersendiri dalam menjalankan survei kegiatan pembangunan. Perencanaan dan pelaksanaan tujuan pembanguan ini secara tepat memerlukan survei awal dan pemetaan potensi desa. Hal ini dapat dilakukan dengan menampilkan desa dalam bentuk peta dasar. Cara pembuatan peta dasar untuk memetakan dan menginventarisasi potensi desa adalah melalui survei lapangan dan foto udara dengan menggunakan pesawat udara tak berawak (drone) DJI Mavic 3 Classic.
Keberadaan peta dasar ini dapat digunakan untuk menggali potensi desa, merencanakan dan melaksanakan program tujuan pembangunan yang berkelanjutan, memantau pelaksanaan dan evaluasi program pembangunan, meningkatkan indeks pembangunan desa dan manusia sesuai dengan potensi yang dimiliki. Peta foto udara digunakan untuk memfasilitasi keinginan masyarakat dalam perencanaan pembangunan dengan cara melibatkan masyarakat dalam pembuatan peta tersebut (Praticipatory Rural Appraisal (PRA) atau Pendekatan dan Metode Partisipatif).
|