Abstrak/Abstract |
Kota Yogyakarta dituntut menjadi wilayah yang tangguh, mengingat resiko bencana yang diakibatkan oleh posisi geografis. Kampung kota adalah bagian kota Yogyakarta yang memiliki resiko tinggi dalam konteks bencana, hal ini disebabkan karena kampung tumbuh sebagai permukiman informal dan organik, yang di dalamnya terdapat serangkaian simbol-simbol yang menggambarkan kemiskinan, kepadatan, kekumuhan dan keterbatasan. Lokasi kampung, kondisi masyarakat dan ketidaklengkapan infrastruktur menjadi aspek yang membentuk kerentanan pada kampung kota, sebab jika terjadi bencana, maka kerugian yang terjadi kemungkinan lebih besar jika penduduknya kurang memahami kebencanaan dan tinggal di kondisi lingkungan padat. Namun dalam kenyataannya, kampung kota tumbuh dari waktu ke waktu dan tetap bertahan dari bencana yang terjadi hingga kini. Hal ini menjadi menarik karena di tengah kekurangan dan keterbatasan, warga kampung kota mampu bertahan jika terjadi peristiwa bencana. Dengan demikian, penelitian ini menggali bencana dalam perspektif masyarakat kampung kota secara kuantitatif, dengan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data kejadian bencana, mitigasi dan siaga bencana kampung kota. Hasilnya akan memunculkan aspek lokal dalam pemahaman bencana yang nantinya bermanfaat dalam pengembangan program mitigasi bencana berbasis masyarakat.
|