Abstrak/Abstract |
Berlakunya Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013 sebagai sistem referensi
tunggal pemetaan di Indonesia membawa konsekuensi produksi peta dan informasi baru harus
menggunakan sistem koordinat berbasis SRGI. Produksi peta dan aplikasi baru untuk suatu
tujuan tertentu seringkali mengharuskan adanya integrasi beragam data, peta, dan aplikasi
yang sudah ada. Seiring dengan perkembangan teknologi pemetaan saat ini, peta dan aplikasi
geospasial disajikan sebagai produk peta siap cetak (offline) maupun peta berbasis internet
(online). Makalah ini akan membahas penerapan pemetaan kolaboratif untuk di atas lapangan
dan meja (offline) maupun pada media internet (online). Untuk mendukung penyediaan peta
offline, pemetaan kolaboratif yang memungkinkan integrasi peta dan data multi-pihak perlu
menggunakan data dan peta dasar berbasis sistem koordinat nasional sebagai acuan aktivitas
penggambaran dan integrasi data. Untuk mewujudkan penyediaan peta online, pemetaan
kolaboratif perlu menerapkan standar internasional terkait akses data, pemrosesan dan
transformasi koordinat sebagai sebuah layanan berbasis web. Dalam hal ini layanan
transformasi koordinat dengan standar WCTS dapat disediakan sebagai sumberdaya tunggal
untuk memenuhi kebutuhan transformasi koordinat secara online. Di samping itu, WCTS
dapat digunakan sebagai bagian dari sumberdaya-sumberdaya online yang disusun sebagai
sebuah rantai proses (service chaining). Peluang dan tantangan pemanfaatan SRGI sebagai
sistem acuan dalam pemetaan kolaboratif untuk menghasilkan informasi dan solusi baik
secara offline maupun online akan dibahas untuk merumuskan rekomendasi penerapan
pemetaan kolabroatif guna mendukung kebijakan peta tunggal. |