| Penulis/Author |
Dr.rer.nat. Ade Anggraini, S.Si., M.Si. (1); Dr. Eddy Hartantyo, M.Si. (2); Adam Sukma Putra, S.Si., M.Si. (3); Dr. Sudarmaji, S.Si, M.Si. (4); Dr.rer.nat. Mochamad Nukman, S.T., M.Sc. (5); Dr. Ing. Ari Setiawan, M.Si. (6); Prof. Dr. Sismanto, M.Si. (7); Dr. Wahyudi, M.S. (8); Dr. Budi Eka Nurcahya, M.Si. (9); Dr. Afif Rakhman, S.Si., M.T. (10); Dr..rer.nat. Sintia Windhi Niasari (11); Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si. (12); Theodosius Marwan Irnaka, S.Si., M.Sc., Dr. (13); Drs. Imam Suyanto, M.Si. (14); Dr. rer. nat. Herlan Darmawan, M.Sc (15); Budiarjo, S.Si., M.Eng. (16); Yan Hendra Kurniawan (17); Catur Jaka Priyana (18) |
| Abstrak/Abstract |
Kegiatan pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini diawali dengan pemikiran bahwa Yogyakarta, sebagai daerah rawan bencana, perlu adanya upaya rekognisi tidak hanya dikalangan kademisi-akademisi di perguruan tinggi, melainkan seluruh masyarakat secara komprehensif, guna mengefektifkan upaya kesadaran lingkungan, dan kesadaran atas lingkungan tempat tinggal yang rawan bencana. Salah satu komponen utama di masyarakat yang mampu dianggap sebagai ‘jembatan’ antara akdemisi-akademisi di perguruan tinggi, dan masyarakat umum, adalah guru. Karena guru merupakan insan akademis yang pernah mengenyam keilmuan di level tinggi dan langsung bersosialisasi secara efektif dengan masyarakat. Untuk itu, sebagai upaya peningkatan rekognisi guru-guru mengenai kebencanaan, maka prodi Geofisika UGM berinisiatif memberikan pelatihan topik-topik kebumian, dan kegeofisikaan meliputi konsep kebencanaan dan metode-metode geofisika yang terkait kebencanaan tersebut dalam bentuk workshop yang bertema Pelatihan ilmu kebumian dan kegeofisikaan untuk guru SMA, sebagai upaya rekognisi mitigasi bencana dan eksplorasi sumberdaya alam di Yogyakarta. Workshop akan diberikan di beberapa SMA di Kab. Sleman dan Bantul, namun tidak menutup kemungkinan untuk guru-guru dari SMA lain untuk berpartisipasi. Workshop akan melibatkan pemateri yang handal di bidangnya masing-masing, dan dilakukan secara daring. Adapun sesi luring sebagai demo praktis bagi para guru hanya diadakan jika kondisi memungkinkan. Harapannya, setelah dilakukan kegiatan pengabdian ini, para guru tidak hanya mampu mendapatkan ilmu yang efektif dalam upaya mitigasi bencana, namun target utamanya adalah bersama-sama mampu meningkatkan rekognisi masyarakat Yogyakarta dalam upaya mitigasi bencana, sehingga mewujudkan masyarakat yang tahan bencana. |
