Abstrak/Abstract |
Proses penanganan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yaitu pemanenan, pemuatan, dan pengangkutan ke pabrik
minyak kelapa sawit merupakan kegiatan saling terkait, karena masing-masing berkontribusi terhadap penurunan
kualitas. Penelitian ini bertujuan mempelajari keterkaitan antar faktor-faktor yang bersama-sama secara berurutan
mempengaruhi kualitas TBS. Parameter kualitas TBS yang diamati adalah kadar Asam Lemak Bebas (ALB). Metode
yang digunakan adalah mengukur kadar ALB TBS pada setiap tahap proses penanganan bahan, yaitu pemanenan,
pengangkutan di dalam blok kebun, pemuatan ke bak truk, dan pengangkutan ke pabrik minyak kelapa sawit.
Keterkaitan antar faktor dibangun dengan model dinamis. Keluaran dari simulasi model dinamis menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kadar ALB antar kondisi penanganan TBS yang berbeda. Terdapat sedikit perbedaan kadar ALB
antara TBS yang dipanen pada lahan mineral dan lahan gambut dan antara ketinggian pohon yang berbeda. Tahap
penanganan TBS yang berkontribusi paling besar kepada penurunan kualitas akibat memar adalah pemuatan ke bak
truk. TBS yang dimuat di dasar bak truk mengalami memar lebih banyak sehingga kadar ALB-nya lebih tinggi. Kadar
ALB TBS yang dipanen di lahan mineral dan dimuat pada dasar bak truk 5,5 %, sedangkan yang di lapisan atas 4,5
%. Model menunjukkan bahwa kadar ALB meningkat pada penanganan bahan berurutan, berbeda dengan penurunan
kualitas secara alami. Proporsi buah utuh dapat digunakan untuk mengendalikan kadar ALB secara keseluruhan. Bila
seluruh buah memar, kadar ALB dapat mencapai 9,95 %, sedangkan campuran 20 % buah memar dan 80 % buah utuh,
kadar ALB-nya 2,82 %. Peningkatan proporsi buah memar dari 10 % menjadi 20 % untuk buah yang dipanen dari lahan
mineral menyebabkan penambahan kadar ALB lebih besar daripada buah yang dipanen dari lahan gambut, yaitu 0,88
% dibanding 0,80 %. Hal yang sama menyebabkan perbedaan kadar ALB 0,92 % untuk buah yang dipanen pada fraksi
3 dan 0,72 % untuk buah dipanen pada fraksi 1. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah: 1) Pemuatan dengan
pelemparan TBS secara manual sebaiknya dihindari; 2) Bila kondisi bak truk dan jalan buruk, sebaiknya TBS dipanen
pada fraksi 1 atau 2; 3) Titik optimum kualitas TBS saat panen dan angkut adalah pada fraksi 1 di lahan gambut dan
diangkut dengan truk bak kayu, dan 4) Dari sisi kualitas TBS, penundaan pengangkutan lebih menguntungkan daripada
menunggu proses (mengantri) di pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) |