Abstrak/Abstract |
Kappaphycus alvarezii merupaka rumput laut jenis merah yang banyak dibudidayakan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Kappaphycus alvarezii sebelumnya bernama Euchema cottoni, dan popular dengan nama dagang “cottoni”. K. alvarezii mengandung karaginan jenis kappa yang dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan industri pangan, farmasi, nutrisi kecantikan, dan akuakultur (Kumar et al., 2008; Hurtado et al., 2015). Usaha budidaya K. alvareziidi Indonesia selama ini hanya berkutat pada budidaya laut. Budidaya laut merupakan usaha pembesaran dari bibit yang diperoleh secara tradisional yaitu dengan cara memotong bagian tertentu dari batang/thallus. Namun jika metode ini dilakukan secara terus menerus akan berakibatpada degradasi kualitas dan kuantitas hasil panen. Teknologi dan metode baru perlu dikembangkan untuk mendukung ketersediaan bibit berkualitas unggul yang efisien serta dapat diimplementasikan oleh petani pembudidaya rumput laut.
Usaha pembibitan menggunakan fragmentasi filamen merupakan salah satu metode baru yang diharapkan dapat menjawab permasalahan para pembudidaya terhadap ketersediaan bibit kualitas unggul. Penelitian ini mendukung rencana strategis UGM terhadap bidang ketahanan dan keamanan pangan yang berkelanjutan. Peneliti telah berhasil melakukan teknologi pembibitan fragmentasi filamen pada rumput laut merah Grateloupia asiatica (Adharini&Kim,submitted). Teknologi ini diharapkan juga dapat diterapkan pada K. alvarezii untuk budidaya masal yang efisien karena kebutuhan karaginan yang terus meningkat. Penelitianini merupakan bagian dari tema besar usaha pembenihan dan pembibitan, termasuk pengadaan kebun bibit rumput laut.Tujuan jangka panjang penelitian adalah memacu peningkatan produksi rumput laut merah penghasil karaginan untuk kebutuhan industri dalam dan luar negeri. Penelitian akan dilaksanakan selama tiga tahun dengan tujuan khusus dikembangkannya metode dan teknologi optimalisasi pembenihan dan pembibitan berkualitas unggul untuk budidaya masal K. alvarezii menggunakan fragmentasi filamen yang akan diujicobakan pada skala laboratorium, budidaya indoor tank hingga budidaya laut/marikultur.
Pada tahun pertama penelitian akan dilakukan survei dan sampling di NTT, Karimunjawa dan Makassar untuk mendapatkan induk K. alvarezii berkualitas unggul yang akan digunakan sebagai mother plant. Tahap pertama, akan dilaksanakan penelitian untuk mendapatkan kondisi yang optimal produksi spora yang berlimpah. Selanjutnya akan diteliti metode dalam mengoptimalkan produksi filament yang diperoleh dari kultur spora. Selanjutnya juga akan dikembangkan pembibitan kultur jaringan dengan metode yang efisien dan penerapan hormon pertumbuhan untuk menunbuhkan kalus. Tahun kedua, produksi thalli/bibit yang dihasilkan dari skala laboratorium pada tahun pertama akan diujicobakan pada skala budidaya indoor tank. Pada tahap ini akan dikaji upaya adaptasi dan optimalisasi pertumbuhan bibit hingga menjadi ukuran yang siap untuk dibudidayakan di laut. Perbedaan suhu dan penyinaran akan diteliti untuk mendapatkan pertumbuhan bibit yang optimal. Pada tahun ketiga akan dilaksanakan uji lapang bibit yang telah diadaptasikan pada budidaya indoor tank untuk dikembangkan pada skala budidaya laut. Survei beberapa lokasi di sepanjang pantai selatan DIY akan dilakukan untuk mendapatkan lokasi budidaya yang tepat. Optimalisasi dilakukan melalui kajian ukuran benih siap tebar dan perlakuan kedalaman yang berbeda untuk mendapatkan pertumbuhan bibit yang optimal dan efisien hingga siap dipanen.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan metode dan teknologi yang murah dan efisien, serta dapat diaplikasikan oleh para pembudidaya untuk budidaya massal K. alvarezii dalam rangka meningkatkan volume ekspor karaginan untuk kebutuhan industri dalam dan luar negeri. Pengembangan teknologi dan metodebaru juga harus terus dilakukan dalam penyempurnaannya serta disesuaikan dengan setiap permasalahan yang ada.
Kata Kunci: Fragmentasi filamen, pembenihan, pembibitan, Kappaphycus alvarezii, budidaya masal, marikultur |