Penulis/Author |
ACHADIAH RACHMAWATI (1) ; Prof. Ir. Ismaya, M.Sc., Ph.D. (2); Prof. Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto, DESS., DEA., IPU., ASEAN Eng. (3); Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si., IPU., ASEAN Eng. (4); TRINIL SUSILAWATI (5) |
Abstrak/Abstract |
Penurunan motilitas post-thawing spermatozoa Sapi Peranakan Ongole (PO) menjadi salah satu penyebab
yang mempengaruhi keberhasilan kebuntingan melalui Inseminasi Buatan (IB). Kerusakan membran spermatozoa
selama peyimpanan beku diduga sebagai penyebab penurunan motilitas post-thawing. Motilitas atau gerakan
spermatozoa progresif merupakan salah satu indikator penting untuk kelayakan prosesing semen beku Sapi PO untuk
tujuan IB. Penggunaan Pengencer Cauda Epidydymal Plasma-2 (CEP-2) dengan penambahan Bovine Serum Albumin
(BSA) sebagai extracellular membrane diharapkan dapat mengurangi kerusakan membran dan mendukung fungsi
kuning telur untuk mencegah terjadinya cold shock spermatozoa selama prosesing semen beku. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji level BSA terbaik dalam Pengencer CEP-2 dalam mempertahankan motilitas post-thawing
spermatozoa Sapi PO. Materi penelitian ini menggunakan ejakulat segar Sapi PO umur tiga tahun dengan bobot badan
388 kg yang ditampung satu kali seminggu menggunakan vagina buatan. Persyaratan minimal ejakulat segar, yaitu
motilitas individu >70%, motilitas massa >2+, viabilitas >80% dan abnormalitas <20%. Sapi PO dipelihara di Loka
Penelitian Sapi Potong, Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan
laboratorium dengan level BSA 0; 0,2 dan 0,4% dalam Pengencer CEP-2 + 10% kuning telur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa level BSA yang berbeda dalam Pengencer CEP-2+10% kuning telur mampu mempertahankan
motilitas post-thawing spermatozoa Sapi PO. Level BSA 0% sebesar (42±2,58)%; 0,2% sebesar (42±2,58)% dan 0,4%
sebesar (42±2,58)%. Kesimpulan penelitian ini adalah Pengencer CEP-2+10% kuning telur dengan level BSA 0,2%
efektif mempertahankan motilitas post-thawing spermatozoa Sapi PO. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
penggunaan level BSA 0,2% untuk produksi semen beku dan efektifitas biaya produksi. |