Karya
Judul/Title Monitoring dan Evaluasi Hasil Penelitian Semester II di Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan
Penulis/Author Dr. Ir. Nursigit Bintoro, M.Sc. (1)
Tanggal/Date 18 2018
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract =LEMBAR EVALUASI= MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SEMESTER II LOKA RISET MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Bantul, 18 Desember 2018 JUDUL RISET : Penelitian Mesin Pembuat Pakan Ikan Skala UKM CATATAN EVALUATOR : 1. Output dan Tujuan - Kesesuaian antara output dan tujuan Catatan: Tujuan yang ditetapkan ada dua yaitu : 1. Mendapatkan formula pakan ikan (pelet) terapung berbasis bahan baku lokal yang memenuhi standart SNI serta dihasilkan mesin-mesin pembuatannya yang meliputi mesin pencampur, mesin pencetak pelet, mesin pengering, dan mesin penyalut. Pada dasarnya tujuan ini telah dapat dicapai dengan baik. Telah dapat dihasilkan formula pelet yang dapat mengapung serta secara nutrisional telah memenuhi standart SNI. Demikian pula mesin-mesin yang dijanjikan telah dapat diwujudkan dengan baik. 2. Mengkonstruksi mesin pembuat pakan (pelet) terapung. Telah dapat melakukan modifikasi mesin pembuat pelet single screw extruder yang ada, yang semula tidak dapat dioperasikan hingga dapat digunakan untuk mencetak pelet terapung. Modifikasi dilakukan dengan baik dan benar sehingga dari data-data operasional didapatkan kondisi operasi yang jauh lebih baik dan lebih efisien. Telah dapat dikonstruksi mesin pencapur, mesin pencetak pellet model twin screw extruder, mesin pengering, dan mesin penyalut yang benar-benar dibuat sendiri dari kegiatan penelitian ini. Dari informasi dalam laporan, mesin-mesin tersebut telah dapat bekerja dengan baik. Kesimpulan : Bahwa seluruh output yang dihasilkan telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, tetapi belum seluruhnya, karena beberapa mesin yang dibuat pengujiannya masih kurang sehingga masih perlu ditambahkan seperti mesin pencampur, pengering, dan penyalut 2. Metodologi - Kesesuaian cara pendekatan masalah Catatan: Cara pendekatan masalah yang dilakukan runtut, logis, dan sangat bagus. 1. Dimulai dengan mengkoleksi informasi, melakukan sampling beberapa macam pelet yang telah ada serta melakukan pengujian komposisi kimiawinya. Dengan cara ini maka dapat diketahui proporsi dan komposisi bahan-bahan penyususn pelet dengan lebih cepat dan akurat. 2. Melakukan percobaan formulasi untuk menghasilkan pelet yang memenuhi standart kualitas SNI dengan mengacu pelet yang sudah ada, sehingga dapat mengurangi waktu trial and error dan dapat menghasilkan pelet yang sesuai dengan standart SNI. 3. Melakukan modifikasi mesin pelet tipe single screw exstruder yang sudah ada yang lama terbengkelai. Ada dua manfaat sekaligus dari kegiatan ini, yang pertama dapat memperbaiki kekurangan mesin pelet tersebut sehingga dapat beroperasi dengan baik, dan yang kedua diketahui desain dan konstruksi yang benar yang dapat dijadikan referensi dalam pembuatan mesin pelet yang baru. 4. Mendesain dan mengkonstruksi mesin pelet yang baru (twin screw extruder) yang diharapkan akan mempunyai kinerja yang lebih baik. Meskipun saat ini mesin pelet yang baru ini masih belum dapat diwujudkan karena masih dalam tahap pengerjaan. Kesimpulan : Metodologi penelitian yang ditempuh sudah baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dalam suatu penelitian. Metde yang dikembangkan dapat diperkirakan akan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi dengan baik. Kemungkinan masih diperlukan untuk melakukan berbagai macam pengaturan terkait dengan konstruksi mesin pencetak pelet tipe twin screw yang dibuat, karena konstruksi mesin ini jelas berbeda dengan mesin yang telah dimodifikasi dan diuji (single screw). 3. Koreksi/saran/masukan terhadap relisasi capaian hasil riset - Kesesuaian dengan target, data riset, dan analisa Catatan : 1. Formula sudah baik sesuai dengan SNI. Terkait dengan mahalnya tepung ikan karena sebagian besar import, maka perlu dicari bahan yang dapat mensubstitusi tepung ikan ini yang harganya lebih murah dengan kualitas yang kurang-lebih sama. Seperti telah dituliskan dalam naskah, yaitu tepung maggot perlu dikaji lebih lanjut. Selain itu maggot masih relatif baru, potensial dan melimpah di Indonesia, serta dapat diberikan sebagai pakan ikan langsung. Dalam naskah juga disebutkan, bahwa bahan baku peletnya berbasis bahan lokal, ini harus dapat dipastikan bahwa tidak ada bahan yang diimport, termasuk tepung ikannya. 2. Terkait dengan desain mesin pencetak pelet yang sedang dikonstruksi yaitu ekstruder dengan twin screw. Mengingat mesin pelet yang dimodifikasi dan diuji adalah single screw, apakah tidak sebaiknya dibuat tipe yang sinlge screw dulu. Baru kemudian ditingkatkan untuk yang model twin screw. Twin screw extruder secara umum akan memberikan hasil yang baik dari pada single screw extruder, tetapi juga perlu operasional dan maintenance yang lebih komplek. 3. Mesin pencetak pelet twin screw extruder didesain menggunakan motor listrik 3 phase 7,5 kW. Mengingat mesin pencetak pelet ini pemakainya di daerah-daerah, maka sebaiknya memakai motor bensin atau motor disel, karena kalau menggunakan motor listrik 3 phase, di daerah-daerah akan sangat sulit dioperasikan, apalagi dengan konsumsi daya sampai 7,5 kW. 4. Perlu adanya analisis statistik (atau matematis) terhadap kinerja dari mesin twin screw extruder yang dibuat dibandingkan dengan mesin single screw yang telah dimodifikasi atau akan lebih baik dibandingkan dengan twin screw extruder yang ada dipasaran/pabrikan. Harusnya mesin yang twin screw yang dibuat mempunyai kinerja yang lebih baik dari pada mesin single screw. Demikian pula pelet yang dihasilkannya perlu dibandingkan (dan seharusnya akan lebih berkaulaitas dan lebih homogen yang dihasilkan dari mesin twin screw extruder) atau dengan pelet apung komersial yang ada. 5. Untuk produksi pelet dengan volume yang besar, maka perlu diantisipasi perlunya mesin pengaduk/pencampur bahan-bahan mentah dengan kapasitas yang lebih besar. Meskipun konstruksinya tidak serumit mesin pencetak pelet, namun desain yang kurang baik akan mengakibatan mesin pencampur macet atau memerlukan energi yang sangat besar (boros). Demikian pula dengan mesin lain seperti mesin pengering, penyalut, maupun twin screw extruder nya perlu dibuat lebih besar bila digunakan untuk skala produksi. 6. Lain-lain : beberapa salah tulis perlu direvisi (ada di naskah laporan), perlu ditambahkan analisis terkait dengan kinerja mesin (kapasitas, konsumsi daya, dll sesuai SNI). Demikian juga analisis terkait dengan pelet yang dihasilkan dibandingkan dengan pelet apung yang ada dipasaran. Bantul, 18 Desember 2018 Evaluator, ttd (Dr. Ir. Nursigit Bintoro, M.Sc.)
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi
1SNI 7714-2011 Mesin pencetak pelet pakan ternak (pelletizer) tipe vertikal, Syarat mutu dan metode uji.pdfLaporan penelitian
2Sertifikat Monev II.pdfSertifikat