Permukiman padat di tengah kota dan populasinya yang semakin meningkat merupakan suatu masalah urban yang kerap terjadi. Wilayah-wilayah tersebut menampung berbagai kalangan masyarakat, termasuk para lanjut usia (lansia) yang memilih untuk tetap tinggal atau bertahan di lingkungan tempat tinggalnya pada masa usia senja. Keterbatasan motorik yang semakin dihadapi lansia tidak mengurangi kebutuhannya untuk tetap bepergian, termasuk berjalan kaki di sekitar area permukiman. Kondisi spasial lingkungan tempat tinggal memegang peran yang sangat penting untuk mendukung mobilitas lansia di ruang luar. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi kegiatan mobilitas lansia ketika berjalan kaki di ruang luar dan memahami kebutuhan yang mendukung kegiatan tersebut. Upaya tersebut ditempuh dengan mengkaji kegiatan responden lansia selama bermobilitas, serta karakteristik jejalur dan titik kegiatan yang terakses. Penelitian ini dilakukan dengan metode person-centered mapping dan merekam 25 rute berjalan kaki oleh 19 responden lansia. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah jejalur yang diakses oleh responden lansia ketika bermobilitas di ruang luar didukung oleh faktor (1) fasilitas; (2) jarak dan letak jalur; (3) lebar jalur; dan (4) kondisi material. Penelitian ini turut merekomendasikan terbentuknya ruang terbuka di persimpangan atau tengah permukiman padat kota dengan akses yang mudah dan fasilitas yang beragam untuk mendukung kegiatan bermobilitas lansia di ruang luar.