Penulis/Author |
Dr. Ir. Tarsisius Aris Sunantyo, M.Sc. (1) ; Prof. Ir. Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D., IPU. (2); Dr. Tri Mulyani Sunarharum, S.T., IPU. (3); Dr. Ir. Bilal Ma`ruf, S.T., M.T. (4); Ir. Parseno, M.T. (5); Dr. Ir. Catur Aries Rokhmana, S.T., M.T. (6); Dr.Ing. Ir. Donatus Hendra Amijaya, S.T., M.T., IPM. (7); Prof. Ir. Joko Sujono, M.Eng., Ph.D. (8) |
Abstrak/Abstract |
Semakin meningkatnya aktivitas pembangunan ekonomi, perubahan tata guna lahan yang tidak terstruktur dengan baik akibat laju pertumbuhan penduduk, telah mengabaikan lingkungan sungai terutama fungsi bantaran dan daerah sempadan sungai yang berubah menjadi daerah permukiman. Akibat permasalahan kompleks di daerah aliran Sungai Code tersebut, telah terjadi efek negatif seperti terjadinya pencemaran air sungai, penyempitan badan sungai, tertutupnya mata air akibat timbunan dan padatan untuk permukiman, hingga tingginya erosi, gerusan dan bahkan longsor. Dampak tebing longsor umumnya terjadi pada musim penghujan akibat tebing sungai tidak mampu menahan beban akibat permukiman dan derasnya aliran air dan material karena banjir bandang. |